Madiun, aktual.com – Puluhan buruh dan pekerja di wilayah Kota dan Kabupaten Madiun, Jawa Timur, yang tergabung Serikat Buruh Madiun (SBM)-Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) memperingati hari Buruh Sedunia atau May Day dengan menggelar aksi damai di Balai Kota dan Kantor Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Madiun, Rabu (1/5).
“Meski saat ini sedang dalam situasi Pemilu 2019, tidak menyurutkan langkah kaum buruh, terlebih SBM-KASBI untuk menegaskan prinsip-prinsip perbaikan nasib buruh dan rakyat,” ujar Koordinator aksi SBM-KASBI, Aris Budiono.
Menurut dia, kasus PHK sepihak tanpa diberi uang pesangon kini marak terjadi di Madiun. Ditambah lagi upah pekerja yang masih di bawah UMK, sistem kerja kontrak, dan tenaga alih daya.
Tidak hanya itu, secara nasional buruh merasa semakin terpuruk atas terbitnya PP 78 tahun 2015 yang mengakibatkan kenaikan upah tidak lebih dari 11 persen. Apalagi, disusul oleh peraturan menteri yang isinya juga tidak berpihak pada kaum buruh.
Untuk itu, dalam kesempatan ini, lanjutnya, SBM-KASBI menyerukan sepuluh tuntutan rakyat (Sepultura) yang tujuannya adalah meningkatkan kesejahteraan kaum buruh.
Tuntuan tersebut di antaranya, penghapusan sistem kerja kontrak dan tenaga alih daya, menolak politik upah murah, menolak PHK, meminta pemerintah untuk melaksanakan hak-hak buruh perempuan dan melindungi buruh migran Indonesia, serta meminta untuk mengadili pengusaha nakal.
Kemudian, menuntut adanya jaminan sosial bukan asuransi sosial, menuntut untuk menurunkan harga BBM dan kebutuhan pokok, pendidikan dan kesehatan gratis untuk buruh dan rakyat, menolak privatisasi dan bangun industri nasional untuk kesejahteraan rakyat, serta meminta agar tanah dan air untuk kesejahteraan rakyat.
Pihaknya juga meminta kepada kepala daerah di Kota Madiun yang baru memimpin untuk serius memperhatikan nasib buruh.
Sementara, selain di halaman Balai Kota Madiun dan kantor Disnaker Kota Madiun, aksi pewakilan buruh tersebut juga digelar di kantor Disnaker Kabupaten Madiun. Aksi berjalan damai dengan pengamanan ketat dari petugas kepolisian setempat.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin