Jakarta, Aktual.co —   Produsen beton pracetak PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton) menargetkan laba bersih pada 2015 sebesar Rp360 miliar, atau meningkat sekitar 11,8 persen dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya senilai Rp322 miliar.

“Target itu diharapkan tercapai seiring dengan akan maraknya proyek infrastruktur milik pemerintah pada tahun ini,” kata Direktur Utama WIKA Beton Tbk Wilfred Imanuel A. Singkali usai pelaksanaan rapat umum pemegang saham (RUPS) di Jakarta, Rabu (1/4).

Di sepanjang tahun ini, lanjut dia, perseroan telah mengantongi kontrak baru senilai Rp550 miliar, diperoleh melalui beberapa proyek antara lain “oleochemical plant” di Lubuk Gaung, jalan layang non tol 2 di Jakarta, tol Sumo Seksi 1B Surabaya, aksesibilitas “ducting utility’ Bandara Soekarno-Hatta, pembangunan pabrik baru PT Indofood Noodle Division, dan proyek “flyover” Kenjeran Surabaya.

“Pada tahun 2015 ini juga terdapat kontrak ‘carry over’ dari tahun lalu sekitar Rp1 triliun,” katanya.

Untuk menjaga kinerja, ia mengatakan bahwa perseroan berkomitmen untuk mempertahankan pangsa pasar di dalam negeri salah satunya dengan merealisasikan sejumlah rencana ekspansi, termasuk pabrik di Lampung Selatan. Sepanjang tahun lalu, anak usaha Wijaya Karya ini menguasai 42,7 persen dari pangsa pasar.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pemasaran WIKA Beton Tbk Fery Hendriyanto mengatakan bahwa dari keseluruhan kontrak baru tersebut masih didominasi dari pemesanan tiang pancang.

“Bidangnya masih kebanyakan di tiang pancang. Sektornya dari infrastruktur dan ‘power plant’ yang kebanyakan kita ambil tender di akhir tahun 2014 lalu,” katanya.

Sementara itu, dalam RUPS perseroan telah disepakati untuk membagikan dividen untuk tahun buku 2014 sebesar Rp98,558 miliar atau sekitar 30 persen dari laba bersih perseroan pada 2014. Sedangkan sisa dari laba bersih tahun buku 2014 akan dianggarkan sebagai laba ditahan guna memperkuat struktur permodalan perseroan ke depannya.

“Dividen yang dibagikan itu merupakan dividen tunai kepada pemegang saham, dengan demikian dividen sekurang-kurangnya sebesar Rp11,82 per saham,” papar Wilfred Imanuel A. Singkali.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka