Jakarta, Aktual.co — Mabes Polri akan membantu mencari 10 tahanan Badan Narkotika Nasional yang kabur dari tahanan, Selasa (31/3) dini hari kemarin. Bahkan, Polri sudah membentuk tim untuk mencari tahanan yang salah satunya adalah anak buah Sylvestre, terpidana mati narkotika asal Nigeria itu.
“Masa saudara sendiri kita tidak bantu? Kita sedang bentuk tim. Tapi, kita tidak akan beritahu (cara kerjanya),” kata Kadiv Humas Polri Brigjen Anton Charliyan, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (1/4).
Perbuatan para tahanan itu, kata dia, sudah sangat memberatkan. Dia menegaskan, kalau tertangkap maka hukumannya akan diperberat. “Sesuai dengan kesalahannya,” ujar Anton.
Anton pun tak ingin berandai-andai apakah pelarian ini sudah direncanakan dan diduga ada oknum internal yang membantu. “Jangan menduga, jangan berasumsi. Kita bicara fakta saja,” jelasnya.
Sebanyak 10 tahanan BNN itu kabur dengan cara menggergaji sel tahanan. Mereka adalah lima anggota jaringan Aceh yang terlibat dalam peredaran sabu-sabu 77,3 kilogram, yang ditangkap pada 15 Februari 2015.
Mereka adalah Abdullah alias Dulah, 35, warga Langsa Baro, Aceh Timur, Samsul Bahri alias Kombet, 42, warga Julok, Aceh Timur, Hamdani Razali, 36, warga Darul Aman, Aceh Timur, Hasan Basri, 35, warga Idi, Aceh Timur, Usman alias Raoh, 42, warga Peureulak Barat, Aceh Timur.
Kemudian, dua anggota jaringan peredaran sabu-sabu 25,2 kilogram di tempat pemakaman San Diego Hill, Karawang, Jawa Barat, yang diringksu 19 Maret 2015. Mereka adalah Apip Apriansyah, 33, warga Bojong Pondok Terong, Cipayung, Depok, Jabar, M. Husein, 42, warga Punti Matangkuli, Aceh Utara.
Selain itu ada pula Erick Yustin, 33, kaki tangan bandar narkoba asal Nigeria, Sylvester Obiekwe yang terlibat dalam peredaran 7,6 kilogram sabu-sabu yang ditangkap pada 30 Januari 2015 di Cempaka Wangi, Jakarta Pusat. Berikutnya ada Harry Radiawana alias Pakde, 47, warga Bekasi Barat, yang terlibat transaksi 5,3 kilogram sabu-sabu dan 127 butir ekstasi di Lebak Bulus pada 4 Februari 2015.
Terakhir, Franky Gozali alias Thomas, 34, warga Makassar yang merupakan tahanan titipan BNN Provinsi DKI Jakarta. Berkas kasusnya sudah P-21 dan akan diserahkan ke kejaksaan Kamis pekan ini.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby

















