Jakarta, Aktual.co — Kepala Tim Reformasi Tata Kelola Migas (RTKM) Faisal Basri mendesak PT Pertamina (Persero) agar lebih transparan dalam perhitungan harga eceran Bahan Bakar Minyak. Dirinya mengaku heran dengan perhitungan harga keekonomian BBM jenis Premium (Ron 88) sebesar Rp8200 per liter yang disebutkan Pertamina beberapa waktu lalu.

“Harga BBM Ron 97 yang dijual di negara lain saja hanya seharga Rp7.971 per liter. Itupun sudah termasuk pajak,” kata Faisal di kantornya, Jakarta, Rabu (1/3).

Bahkan, lanjutnya, harga BBM Ron 95 yang dijual di Malaysia hanya seharga Rp6.908 per liter.

“Masa harganya (Ron 97 dan Ron 95) lebih murah dari premium (Ron 88). Jadi harga keekonomian versi Pertamina bukan keekonomian. Tapi harga ketidakefisienan,” imbuhnya.

Ia berharap Pertamina dapat menunjukkan komponen penentuan harga BBM yang membuat tidak efisien itu. Dengan demikian, masalah ketidakefisienan tersebut dapat dipecahkan bersama.

“Pertamina harus menunjukan komponen yang membuat mereka tidak efisien, supaya kita bantu sama-sama. Kalau ada maling, kita gebukin sama-sama. Kita tidak dalam posisi melemahkan Pertamina. Kita ingin Pertamina kuat, tapi dengan cara yang benar,” tegas Faisal.

Ia menyarankan Pertamina untuk meniru Thailand yang mempublikasikan harga eceran BBM tiap harinya. Pasalnya, publik perlu diberikan kemudahan untuk mengetahui harga eceran tersebut.

“Jadi setiap hari diumumkan komponen harganya. Ayo kita dorong agar kita semua bisa melihat, saya coba semalam cari harga premium hari ini, harga pertamax hari ini, di google tapi enggak ketemu. Susah cari harga BBM di Indonesia itu,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka