Malang, Aktual.co — Puluhan pekerja Rumah Sakit Husada, Selasa (31/3), menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Balaikota Malang. Mereka menuntut agar pihak Pemerintah Kota Malang turun tangan dalam menyelesaikan kasus sengketa manajemen.

Pasalnya, berlarut-larutnya dua kepemimpinan di rumah sakit tersebut, membuat nasib mereka terombang-ambing.

Sambil membawa banner-banner bertuliskan “Kami Mau Putusan Yang Adil” “Hargailah Pengabdika Kami” “Kami Menuntut Upah Sesuai”, dsb, mereka berharap agar, Walikota Malang, HM. Anton agar segera turun tangan mengatasi permasalahan ini.

Mudjiati, Humas aksi, mengaku dengan adanya konflik manajemen itu, membuat nasib karyawan tergantung.

“Harus ada kejelasan, ini harus ada tangan pemerintah,” kata Mudjiati saat ditemui disela-sela aksi.

Ia menambahkan, pihak RS Manu Husada sudah tidak lagi memberi gaji kepada mereka, padahal sesuai perjanjian, saat konflik manajemen berlangsung, mereka akan digaji selama enam bulan. Nyatanya, baru bulan kedua para karyawan ini sudah tidak menerima gaji.

“Jangan gantung nasib kami, kalau memang kami dikeluarkan, pesangonnya mana? Kami hanya butuh kejelasan,” tandasnya.

Rata-rata para buruh yang bekerja di RS Manu Husada, sudah bekerja selama 10 tahun hingga 15 tahun pengabdian. Karenanya, pantas bagi mereka untuk mendapatkan penghargaan lebih dari pihak yayasan.

Selain itu, hampir 90 persen buruh RS Manu Husada, upahnya belum mencapa standar UMK Malang pada tahun 2015 yakni sebesar Rp1882.250.

“Kami menuntut pelaksanaan upah minimum sesuai UMK, beri kejelasan status kami dan pidanakan pengusaha RS Manu Husada,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh: