Jakarta, Aktual.co — Puluhan anak sekolah harus menjadi buruh dadakan di Pelabuhan Internasional Tunon Taka Kabupaten Nunukan, Kaltara, untuk mendapatkan uang jajan setiap hari.
Imran, murid Kelas V SD yang bertempat tinggal di Porsas Kelurahan Nunukan Timur, menuturkan bahwa dirinya telah satu tahun lebih menjadi buruh dengan membantu penumpang mengangkat barangnya yang baru tiba dari Tawau, Malaysia.
Ia mengutarakan, menjadi buruh di Pelabuhan Internasional Tunon Taka Kabupaten Nunukan setiap hari itu dirasakan senang karena mendapatkan uang yang dari hasil keringatnya sendiri buat uang jajan di sekolah dan sisanya ditabung.
“Penghasilannya setiap hari bervariasi antara Rp20.000-Rp30.000 karena tidak pernah mematok tarif, tetapi sesuai dengan keikhlasan penumpang yang dibantunya,” ujar Imran yang mengaku telah berusia 11 tahun itu, Sabtu (28/3).
Selain mengangkat barang penumpang, Imran bersama tujuh sebayanya yang lain jika barang penumpang kurang maka seringkali juga dipanggil membersihkan (menyapu dan menyiram) kapal dengan upah RM1 setara Rp3.600 sampai Rp5.000 per orang.
“Kalau tidak ada lagi barang penumpang, kami sama teman-teman bersihkan kapal. Biasa disuruh menyiram atau menyapu,” ujar dia.
Hal yang sama diutarakan Andi (15), bahwa hampir setiap hari sekitar pukul 16.00 wita sepulang sekolah telah berada di Pelabuhan Internasional Tunon Taka menunggu kedatangan kapal angkutan resmi dari Tawau.
Ketika kapal merapat di pelabuhan itu, dia dan teman-temannya langsung berlarian masuk kapal menawarkan jasanya kepada penumpang, khususnya kalangan ibu-ibu tua untuk diangkatkan barang bawaannya.

Artikel ini ditulis oleh: