Pedang membereskan cabai merah di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (18/12/2017). Pertengahan Desember, harga beberapa kebutuhan pokok di pasar tradisional seperti cabai merah keriting masih berada di kisaran Rp 40 ribu per kg. Sedangkan harga cabai rawit merah sedikit naik Rp 5.000 dari Rp 25 ribu per kg menjadi Rp 30 ribu per kg. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi nasional pada Juli 2019 sebesar 0,31 persen, kata Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (1/8).

mencatat harga cabai merah, cabai rawit, beras dan uang sekolah yang naik menjadi pemicu terjadinya laju inflasi pada Juli 2019 sebesar 0,31 persen.

“Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Juli 2019, antara lain cabai merah dan cabai rawit, di mana hal ini dikarenakan ketergantungan masyarakat terhadap konsumsi cabai,” kata Suharyanto.

Suharyanto memaparkan cabai merah memberikan andil inflasi sebesar 0,20 persen dan cabai rawit menyumbang andil inflasi 0,06 persen.

Kelompok bahan makanan yang juga memberikan sumbangan inflasi pada periode ini adalah harga ketimun, cabai hijau, apel, dan pir yang menyumbang inflasi masing-masing 0,01 persen.

Dari kelompok pendidikan, uang sekolah SMA menyumbang inflasi sebesar 0,02 persen, uang sekolah SD, SDM dan bimbingan belajar masing-masing menyumbang inflasi sebesar 0,01 persen.

Meskipun demikian, kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan harga, yaitu kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,36 persen.

Dengan demikian, maka laju inflasi tahun kalender Januari-Juli 2019 tercatat sebesar 2,36 persen dan laju inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar 3,32 persen.

“Memperhatikan laju inflasi Juli 2019 berarti inflasi cukup terkendali,” kata Suharyanto.

Sementara kelompok pengeluaran yang memberikan andil deflasi, yaitu kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,06 persen.

Suharyanto menambahkan, dari 82 kota, 55 kota mengalami inflasi dan 27 kota mengalami deflasi.

“Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,88 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 148,33 dan terendah terjadi di Makassar sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 139,39,” ujar Suharyanto.

Sementara deflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 1,55 persen dengan IHK sebesar 158,34 dan terendah terjadi di Gorontalo sebesar 0,02 persen dengan IHK sebesar 132,42.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan