Jakarta, Aktual.co — Pejabat Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sulawesi Tengah meminta masyarakat memanfaatkan bahan bakar alternatif menyikapi naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) yang bisa memicu lonjakan harga komoditas lainnya.
Kepala Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sulawesi Tengah Sulistianingsih mengatakan bahan bakar alternatif tersebut kemungkinan ada di sekitar masyarakat namun belum banyak dimanfaatkan, seperti kayu bakar, kulit kemiri, atau tempurung kelapa.
Dia juga meminta warga mencari kayu bakar dari ranting pohon yang sudah kering. “Jangan menebang pohon karena bisa mati tumbuhan itu,” katanya.
Dia mengatakan energi alternatif banyak jenisnya namun menuntut masyarakat untuk lebih kreatif dalam menciptakannya, seperti briket batu bara atau biogas yang bersumber dari kotoran ternak.
Saat ini konversi minyak tanah ke elpiji sudah diterapkan di beberapa kabupaten dan kota di Provinsi Sulawesi Tengah.
Warga mulai menggunakan kompor gas dan elpiji untuk keperluan memasak, namun masih banyak pula orang yang menggunakan minyak tanah dan kayu bakar untuk kebutuhan dapurnya.
Fitria, seorang warga Kota Palu mengaku masih setia menggunakan minyak tanah untuk memasak meski harganya mencapai Rp12 ribu per liter. Satu liter minyak tanah bisa dipakai hingga tiga hari dalam kondisi normal. Sementara harga elpiji ukuran tiga kilogram hanya Rp16 ribu yang bisa digunakan hingga tiga minggu dengan kondisi normal.
Fitria mengaku masih takut menggunakan kompor gas karena melihat pemberitaan di sejumlah media terkait ledakan tabung elpiji saat memasak.
Pemerintah berulang kali meminta warga untuk menggunakan elpiji saat memasak karena lebih hemat dan tidak banyak menimbulkan polusi asap. Pemerintah juga membagikan kompor gas dan elpiji gratis ke setiap warga yang telah di data, terutama di daerah yang sudah diberlakukan konversi minyak tanah ke gas.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu