Pekanbaru, aktual.com – Pemerintah Kota Pekanbaru menetapkan status siaga darurat asap di Ibu Kota Provinsi Riau tersebut mengingat semakin memburuknya kualiatas udara sebagai dampak kebakaran hutan dan lahan.

“Kita sepakat dengan kondisi Pekanbaru saat ini berasap, maka ditetapkan status siaga darurat asap, provinsi malah sudah sejak 19 Februari 2019,” kata Sekretaris Daerah Pekanbaru, M Noer usai memimpin rapat penetapan status siaga darurat bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan Pekanbaru, di Pekanbaru, Senin (5/8).

Ia menjelaskan berdasarkan kondisi kualitas udara Pekanbaru yang memburuk, dan sesuai laporan BPBD dan BMKG dimana situasi panas masih akan berlangsung hingga Oktober 2019. Kemudian sejalan dengan status siaga oleh Provinsi Riau yang sudah belaku 19 Februari sampai Oktober 2019, maka Pekanbaru perlu menetapkan status siaga yang bertujuan agar penanganan dampak asap tersebut bisa menyeluruh, bersama, dan sistematis.

“Dengan status siaga ini maka semua pihak baik pemerintah, masyarakat secara kebersamaan ikut terlibat dalam penanggulangan bahkan pengawasan kalau ada kebakaran. Selain tentunya pembiayaan bisa juga didapat baik lewat pemanfaatan anggaran darurat daerah maupun pusat,” terang Sekda.

Lewat status ini, lanjutnya dinas terkait seperti Kesehatan, BLH dan Disdik bisa membuat kajian dan laporan rutin setiap hari mengenai perkembangan kualitas udara sehingga bisa diambil kebijakan apakah anak sekolah libur atau tidak.

“Makanya setelah ini laporan kualitas udara harus selalu disampaikan, dimintakan Diskes dan KLHK untuk menentukan layak tidak layak udara Pekanbaru, dan apakah perlu meliburkan siswa mulai PAUD dan selanjutnya,” tambahnya.

Walau diakui M Noer untuk saat ini belum ada keputusan libur sekolah bagi siswa setempat, mengingat perlu kajian lagi.

Namun, ia mengimbau Diskes membuat edaran ke Disdik agar meniadakan kegiatan belajar mengajar di luar ruangan, serta meminta masyarakat menggunakan masker.

“Kepada BLH diminta memantau alat pemantau ISPU dipastikan aktif tidak rusak. Pastikan ISPU Sukajadi, Tampan, Kulim, dan Tenayan jangan mati hanya karena gak ada batre,” tegasnya.

Sebelumnya, BMKG Stasiun Pekanbaru menyatakan kabut asap karhutla di Provinsi Riau terus menyelimuti wilayahnya, dan pada Senin pagi memperburuk jarak pandang hingga tinggal 1,5 kilometer.

“Jarak pandang pada pagi ini 1,5 kilometer atau 1.500 meter dengan kondisi udara berasap,” kata Staf Analisa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikas (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Yasir.

Ia menambahkan asap yang kini menyelimuti Pekanbaru berasal dari karhutla terjadi di Kabupaten Siak dan Indragiri Hilir.

“Angin masih berhembus dari arah Tenggara dan Selatan. Asap yang sekarang menyelimuti Pekanbaru berasal dari kebakaran di Siak dan Indragiri Hilir yang berada di Tenggara Pekanbaru,” ujarnya.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin