Jakarta, aktual.com – Perang dagang yang telah berjalan selama setahun antara Amerika Serikat dan China mendidih pada Senin (5/8) waktu setempat, saat Washington menuding Beijing memanipulasi mata uangnya.
Tuduhan itu dilancarkan AS setelah China membiarkan nilai yuan jatuh ke titik terendah dalam lebih satu dasawarsa terakhir ini.
Departemen Keuangan AS mengumumkan pada Senin malam bahwa pihaknya, untuk pertama kali sejak 1994, menyatakan China sedang memanipulasi mata uangnya.
Akibatnya, dolar AS terpukul keras hingga nilainya turun dan harga emas meningkat ke harga tertinggi dalam enam tahun belakangan.
Penyebutan oleh Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin itu memulai proses resmi perundingan bilateral antara kedua negara ekonomi terbesar di dunia itu, juga merupakan pemenuhan janji yang dinyatakan Donald Trump pada hari pertamanya menjabat sebagai presiden Amerika Serikat.
“Sebagai tindak lanjut dari penyebutan ini, Menteri Mnuchin akan berhubungan dengan Dana Moneter Internasional untuk menghapuskan keuntungan kompetitif yang tidak adil itu, yang ditimbulkan oleh tindakan terbaru China,” kata Departemen Keuangan dikutip dari Reuters, Selasa (6/8).
IMF (Dana Moneter Internasional) belum berkomentar.
Bulan lalu, lembaga global peminjam dana itu mengatakan yuan China secara luas sudah sesuai dengan dasar-dasar ekonomi sementara dolar AS ditetapkan terlalu tinggi 6 persen menjadi 12 persen.
Penyebutan itu, bahwa China melakukan manipulasi, dikeluarkan setelah China membiarkan mata uangnya melemah 1,4 persen hingga membuat nilai tukarnya melebihi tingkat kunci, yaitu 7 per dolar, untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade.
Beijing juga berhenti membeli produk pertanian AS sehingga memanaskan perang dagang, yang sudah terlebih dulu mengacaukan pasar uang, mengganggu rantai pasokan serta memperlambat pertumbuhan global.
Bahkan sebelum penyebutan dinyatakan, Trump di Twitter pada Senin sudah menembakkan tudingan bahwa Beijing sedang memanipulasi mata uangnya.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin