Banda Aceh, Aktual.co — Mantan Panglima Muda Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Daerah II Wilayah Pase, Mahmudsyah alias Ayah Mud (48) yang sepekan lalu, pada Kamis (26/3) sekitar pukul 23.00 WIB berhasil kabur dari sekapan kelompok bersenjata Din Minimi.
Informasi yang dihimpun Aktual.co, Jumat (27/3) menyebutkan, pria asal Desa Paya Terbang, Kecamatan Samudera, Aceh Utara itu, dibawa intel TNI ke Mapolda Aceh untuk pengamanan.
Sebelumnya, diberitakan 23 Maret lalu, Ayah Mud diculik oleh pria bersenjata api jenis AK dan memakai sebo atau penutup kepala di depan rumahnya. Data yang diperoleh menyebutkan, Ayah Mud berlari dari arah hutan lalu berpapasan dengan personel TNI yang sedang berpatroli di kawasan Kilometer IV, Kecamatan Simpang Keuramat, Aceh Utara. Lokasi ini terletak di pedalaman Aceh Utara.
Setelah bertemu dengan personel TNI, Ayah Mud meminta tolong dan menyatakan dia adalah korban penculikan. Setelah itu, Ayah Mud dibawa ke Lhokseumawe berikutnya polisi dari Polres Lhokseumawe membawanya ke Mapolda Aceh dengan pengawalan ketat. Hingga malam ini, Ayah Mud masih dimintai keterangan di Mapolda Aceh.
Versi lain dari pelarian Ayah Mud menyatakan, setelah kabur dari sekapan Din Minimi, Ayah Mud langsung meminta tolong pada ojek untuk mengantarkannya ke jalan lintas Medan-Banda Aceh, tepatnya di kawasan Krueng Mane, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara. Ayah Mud lari dari kawasan hutan di Kecamatan Sawang, Aceh Utara.
“Ketika tiba di Masjid Cunda Kecamatan Muara Dua Lhokseumawe, Ayah Mud menghubungi istrinya dan temannya, dan minta pengamanan dari petugas. Lalu TNI langsung menjemputnya kemudian membawanya ke Polda Aceh,” kata Danrem 011 Lilawangsa Kol Inf Ahmad Daniel Chardin dihubungi per telepon.
Saat dibawa ke Banda Aceh dengan menggunakan mobil, lanjut Danrem, Ayah Mud dikawal petugas. “Ia (Ayah Mud) mengaku kepada petugas kita melarikan diri dari sekapan kelompok Din Minimi dan ia masih dalam kondisi sehat,” ujar Danrem.
Dandrem menambahkan, hingga Jumat (27/3), aparat TNI dan Polisi masih terus memburu kelompok yang menculik dan membunuh Serda Hendrianto dan Sertu Indra Irawan, anggota Kodim Aceh Utara. Diduga kelompok bersenjata api ini masih berada di Aceh Utara.
“TNI dan polisi kini tersebar di Kecamatan Nisam Antara, Sawang, Kuta Makmur, Nisam dan sejumlah titik lainnya. Ini untuk mempersempit ruang gerak kelompok itu,” ujarnya.
Dandrem mengklaim, kehadiran TNI dan Polisi di kawasan itu menyebabkan warga di kawasan tersebut mulai tenang, karena kelompok tersebut tidak bebas berkeliaran. Selama ini, sambung Dandrem, masyarakat di kawasan itu merasa resah dengan hadirnya kelompok bersenjata api di sekitar mereka.
“Sekarang tidak ada lagi keresahan. Masyarakat merasa aman dan terlindungi karena ada petugas di kawasan itu,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:

















