Jakarta, aktual.com – Pemerintah akan terus mendukung implementasi Governance, Risk, and Compliance (GRC) dengan baik bagi semua perusahaan baik itu perusahaan BUMN, perusahaan terbuka (Tbk), atau pun swasta.
Pasalnya, implementasi ini banyak manfaatnya, baik bagi perusahaan itu sendiri maupun bagi perekonomian secara nasional.
Hal ini merupakan pesan yang ingin disampaikan dalam GRC Summit 2019 sekaligus acara Top GRC 2019 yang digelar Majalah TopBusiness bersama dengan lembaga yang berhubungan dengan masalah Governance, antara lain Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), IRMAPA (Indonesia Risk Management Professional Association), ICoPI (Institute Compliance Professional Indonesia), dan banyak lagi.
Staf Ahli Menteri Koordinator Perekonomian Bidang Pembangunan Daerah, Bobby Hamzar Rafinus dalam sambutannya yang membacakan pidato Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah sangat mendukung kegiatan GRC Summit & TOP GRC 2019 ini.
“Pasalnya, akan mendorong tumbuhnya bisnis perusahaan yang berkelanjutan, sehingga dapat menopang percepatan pembangunan perekonomian nasional,” kata dia di acara tersebut, di Jakarta, Kamis (22/8).
Kegiatan ini, kata dia, sejalan dengan kebijakan pemerintah, termasuk dalam mewujudkan Visi-Misi Indonesia Maju 2019-2024, terutama terkait dengan peningkatan investasi guna mempercepat pembangunan nasional.
Antonius Alijoyo, selaku Ketua Penyelenggara GRC Summit 2019 sekaligus Ketua Dewan Juri TOP GRC 2019 menambahkan, kegiatan ini juga memiliki nilai dan manfaat yang strategis.
Di antaranya adalah adanya upaya dari semua pihak, untuk bersama-sama dan secara terus-menerus meningkatkan praktik implementasi GRC terpadu di Indonesia.
“Dengan semakin baiknya praktik GRC di Indonesia, maka kepercayaan masyarakat dan investor, baik dari dalam dan luar negeri, akan meningkat pula. Diharapkan rating investasi di Indonesia akan meningkat, dan risk country Indonesia semakin baik. Tentu, hal ini akan mendorong peningkatan investasi di Indonesia,” papar Antonius.
M. Lutfi Handayani, Ketua Penyelenggara TOP GRC 2019 juga menegaskan, kegiatan TOP GRC tidak hanya sekadar awarding atau penghargaan, namun di dalamnya ada aspek pembelajaran GRC bagi perusahaan peserta.
Yang menarik, ungkap Lutfi, di sesi nilai tambah saat kegiatan wawancara penjurian, Dewan Juri TOP GRC 2019 juga memberikan pendapat, masukan, dan saran-saran yang dapat digunakan bagi setiap peserta untuk meningkatkan implementasi GRC-nya.
“Jadi, sayang sekali jika perusahaan tidak mengikuti wawancara penjurian TOP GRC ini,” tegas Lutfi.
Kegiatan GRC Summit 2019, merupakan forum nasional untuk membahas pengembangan GRC di Indonesia. Tema yang diangkat adalah Sustaining Through Integrated GRC (kunci keberhasilan pengembangan bisnis berkelanjutan adalah integrasi GRC).
Sementara TOP GRC 2019 ini kegiatan corporate award tahunan, di bidang tata kelola perusahaan, manajemen risiko, dan manajemen kepatuhan. Tujuan dari penyelenggaraan ini untuk mendorong peningkatan bisnis perusahaan yang berkelanjutan melalui pengembangan kebijakan dan implementasi tata kelola perusahaan, manajemen risiko, dan kepatuhan terhadap regulasi secara terintegrasi.
Tema yang diangkat dalam kegiatan TOP GRC 2019 ini adalah ‘Great GRC, for Great Business’. “Artinya, kita mengharapkan munculnya perusahaan-perusahaan hebat di Indonesia, yang terus membangun bisnis dan kinerjanya secara berkelanjutan, dengan menerapkan prinsip-prinsip GRC yang terintegrasi,” kata Lutfi.
TOP GRC 2019 diikuti oleh lebih dari 500 perusahaan terdiri dari BUMN, perusahaan Tbk, swasta nasional maupun multinasional. Setelah melewati proses penilaian akhir termasuk wawancara penjurian, ditetapkan 52 perusahaan sebagai penerima penghargaan TOP GRC 2019.
Klasifikasi kategori penghargaan didasarkan pada level Bintang (stars), mulai dari Bintang 1 hingga Bintang 5. “Bobot penilaian 80% adalah aspek GRC yang terdiri dari sistem, infrastruktur, dan implementasi GRC-nya. Sedangkan 20%-nya lagi adalah penilaian output/kinerja bisnisnya,” jelasnya.
Dari hasil penilaian ini, kata Lutfi, ada beberapa temuan menarik, antara lain, banyak perusahaan yang lebih fokus pada kelengkapan administrasi dan belum menjadikan GRC sebagai budaya.
“Serta masih perlunya integrasi GRC, dalam mendukung pengelolaan bisnis perusahaan agar tumbuh berkelanjutan,” pungkas dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin