Jakarta, Aktual.co — Wakil Direktur GE dan Presiden & CEO GE Global Growth Jhon G Rice menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wapres Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (27/3).
Rombongan yang menumpang tiga mobil tiba di Istana Wapres sekitar pukul 08.45 WIB dan langsung menuju gedung utama. Tepat pukul 09.00 WIB rombongan dari GE Electric ditemui Wapres Jusuf Kalla. Awak media diperkenankan untuk mengambil gambar saat rombongan dan Wapres bersalaman.
Pertemuan tersebut tidak berlangsung lama, sekitar 30 menit kemudian rombongan meninggalkan gedung. Tidak diketahui tujuan kedatangan rombongan perusahaan tersebut menemui Wapres karena rombongan tampak terburu-buru meninggalkan gedung. “Maaf kami ada acara lain,” kata CEO GE Electric Indonesia Handry Satriago saat dimintai keterangan oleh wartawan.
Wartawan yang mengejar rombongan sampai ke mobil tidak mendapatkan sedikitpun keterangan mengenai pertemuan tersebut.
Sementara itu sebelumnya, perusahaan penyedia komponen mesin industri General Electric (GE) ini pernah mengemukakan minatnya menjadi Independent Power Producer (IPP) atau pembuat pembangkit listrik swasta. CEO GE Indonesia Handry Satriago mengatakan bahwa GE selalu berminat untuk menjadi lebih dari sekedar penyedia mesin turbin untuk pembangkit listrik. “Kami tidak tertutup ya, tapi kita harus liat dulu kondisi. Apakah GE jadi IPP sendirian? Tidak. Kita butuh lokal partner, sebagai another multinational sebagai partner,” ujar Handry di Bale Soto, Jakarta, Selasa (10/3).
GE, aku Handry, memang tertarik untuk berkontribusi dalam proyek pembangunan pembangkit listrik 35 ribu megawatt (mw) yang dicanangkan Pemerintah. Namun sebagai perusahaan penyedia komponen industri listrik, GE hanya mampu menyuplai mesin seperti turbin gas. Sementara untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan pembangkit listrik, perusahaannya harus berbentuk IPP.
“Spectrum-nya luas, kalau kita pembuat turbin, generator dan sebagainya. Tapi cuma jual alat, kontribusi ke Indonesia belum signifikan. Kalau ditanya mau gak IPP? Kita mungkin ingin tapi tidak besar. Kita open kalau harus exsist di Indonesia,” imbuhnya.
Seperti diketahui, tahun lalu GE berhasil mengakuisisi perusahaan IPP asal Prancis Alstom. Namun, Handry mengaku masih enggan untuk membahas tujuan dari akuisisi tersebut. “Terlalu dini untuk bicara itu, statement kita masih dalam proses. Belum banyak kita lakukan, kalau apakah kita ingin energi terbarukan yes, apa saja bio masa dan angin yang ingin kita introduce, dua hal ini fokus kita,” tegasnya.
Artikel ini ditulis oleh:












