Jakarta, Aktual.co —Pemilihan presiden (Pilpres) 2014 lalu dianggap gagal memberikan sosok presiden seutuhnya buat Indonesia. Empat bulan menjabat sebagai kepala negara, Presiden Joko Widodo dinilai tidak tegas mengambil kebijakan.
Pendapat tersebut dilontarkan politisi Partai Golkar, Bambang Soesatyo, saat konferensi pers peluncuran buku berjudul ‘Republik Komedi 1/2 Presiden’, di ruang fraksi Golkar, di Gedung DPR RI, Senayan, Kamis (26/3).
Sekretaris Fraksi Golkar Munas Bali itu mencontohkan ketidaktegasan Jokowi sebagai presiden. Salah satunya terkait pembentukan kabinet. Dimana Jokowi awalnya tegas mengatakan hanya mengisi kabinetnya dengan kalangan profesional alias non partai. Tetapi kenyataannya kemudian membuktikan kalau omongan Jokowi tidak konsisten.
“Presiden tidak menjadi dirinya sendiri, dia mengatakan tidak akan mengambil menteri dari politisi, tapi kenyataannya tidak konsisten antara omongan dengan sikap,” kata Bambang.
Menurut Bambang, Jokowi seperti ada yang mengendalikan sehingga tidak bisa mandiri sebagai presiden. Isi bukunya, kata Bambang, juga menggambarkan bagaimana perilaku anak buah presiden yang cenderung ikut membuat negeri ini sebagai ajang komedi.
“Banyak perilaku dan tindakan para menterinya yang lucu-lucu, seperti yang tidak pernah blusukan kemudian blusukan sampai lompat pagar. Terkadang ada guru yang melarang anak muridnya untuk memasukan bajunya, tapi muridnya mengatakan presiden saja tidak rapih. Itu kelucuan yang terjadi, terlebih soal kebijakan-kebijakannya,” ucap dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang

















