Jakarta, Aktual.co — “Arek Suroboyo” bernama Gangga Anindito Widyanugraha (Gangga Mascoditos) memamerkan atraksi melayang atau duduk tanpa kursi pada acara ‘Batik Transformation’ di Myanmar untuk menarik minat warga negara asing (WNA) menggemari kain tradisional Indonesia.
“Aksi yang kami lakukan ini didukung oleh Embassy of The Republic of Indonesia in Myanmar, Association of Indonesian in Myanmar, dan Indonesian Women Association,” kata Gangga, di Surabaya, Kamis. (26/3)
Untuk menarik animo pengunjung, pihaknya melakukan aksi duduk tanpa kursi selama seharian pada hari pertama pameran, kemudian penampilannya berakhir pada hari kedua dengan pertunjukan sulap.
“Acara yang diadakan di lapangan Junction Square Mall dapat disaksikan langsung oleh masyarakat,” ujarnya.
Kegiatan itu, jelas dia, ikut didukung juga oleh kelompok sulapnya Sense of Wonder yang telah bersamanya mengeluarkan album pertama Magic Tour Asia.
Untuk menampilkan aksi barunya tersebut maka dalam publicity stunt ini konsep dikerjakan langsung dengan Apung dan Theresa dari IISY dan Bayu dan Chris. Ada pula Prisca dari Sense of Wonder dan tim CGF dari JCM.
Sebelumnya, tambah dia, beberapa publicity stunt magic yang dilakukannya antara lain Prediksi Final Piala Dunia 2010, Street Magic keliling Surabaya dengan mata tertutup selama 12 jam dan 24 jam. Selain itu, aksi bertahan di dalam air dengan suhu sangat rendah dalam waktu sembilan jam.
“Awalnya kami main sulap pada tahun 1993. Tepatnya setelah menonton pertunjukan sulap langsung dari Pak Gunardi (penyihir asal Surabaya) pada tahun 1990 di sebuah acara pesta sunat,” katanya.
Dia menyebutkan mulai dari pertunjukan pertama dalam perayaan Kemerdekaan Indonesia pada bulan Agustus 1993 hingga saat ini pihaknya telah melakukan banyak keajaiban. Mulai dari seluruh Indonesia dan beberapa negara tetangga.
“Seperti Malaysia, Thailand, Filipina, Hawai, Singapura, Myanmar (Burma), dan juga Amerika Serikat (AS) pada tahun 1995,” katanya.
Bahkan, lanjut dia, juga menampilkan aksinya di beberapa stasiun televisi lain di Tanah Air. Contoh, pada acara TVRI Panggung Mustika 1994-1995 yang berduet dengan pelawak senior Indonesia Bambang Gentolet. Berikutnya, di stasiun televisi swasta dalam program khusus.
“Kemudian tahun 2006, kami menjadi finalis pada acara 30 Seconds dan memiliki acara televisi sendiri di stasiun televisi JTV Sulap Embongan pada 2011,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:

















