Jakarta, Aktual.co —Beberapa waktu yang lalu Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan bahwa pihaknya mencatatkan kerugian sebesar USD35 juta atau setara Rp420 miliar di Januari 2015. Kerugian tersebut akibat anjloknya harga minyak dunia yang menimpa hampir seluruh perusahaan migas.
“Pada awal 2015 harga minyak masih turun. Jadi kuartal I-2015 Pertamina mencatat kerugian. Kerugian tersebut karena Pertamina beli minyak yang harganya masih tinggi dan distok berbulan-bulan, tapi dari Januari-Februari harus dijual murah. Itu yang membuat kami terpukul,” ujar Dwi ditemui di Ruang Pertemuan PT Petra Arun Gas, dikutip dari laman berita online ditulis Kamis (26/3).
Kerugian yang diderita Pertamina juga disampaikan Vice Senior Marketing Pertamina, Suhartoko. Menurutnya, Januari-Februari 2015 merupakan titik nadir bagi Pertamina untuk mendapatkan profit.
“Sepanjang sejarah, Pertamina tidak pernah membukukan kerugian, serupiah pun tidak. Tetapi bulan Januari ini kerugian mencapai USD35 juta,” katanya di Terminal BBM Malang.
Berdasarkan data yang dimiliki Aktual, pada periode Januari-Februari 2014, pendapatan Pertamina mencapai USD11,64 miliar, namun pada Januari-Februari 2015 turun 40,93 persen menjadi USD6,87 miliar. Sedangkan laba bersih Januari-Februari 2015 minus USD0,21 miliar, padahal pada bulan yang sama Pertamina meraup untung USD0,49 miliar.
Pertamina menyatakan bahwa rendahnya realisasi penjualan karena kuantitas penjualan produk BBM dan non BBM periode Januari 2015 lebih rendah dibanding Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) proporsional 2015. Selain itu, kuantitas lifting minyak mentah periode Januari 2015 hanya tercapai 67,47% jika dibandingkan RKAP proporsional 2015.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka












