Jakarta, Aktual.co — Direktur International Trade Analysis and Policy Studies (ITAPS), Rina Oktaviani mengatakan bahwa saat ini kondisi industri gula nasional semakin terpuruk, sementara tingkat permintaan dari para konsumen semakin meningkat.

Menurutnya, hal ini justru berbanding terbalik dengan masa penjajahan dahulu. dikatakannya, industri gula nasional pernah mengalami masa kejayaan pada masa penjajahan atau sekitar 1930-an.

“Nyatanya jumlah pabrik gula itu saat penjajahan sebanyak 1.799 pabrik, tapi data terahir pada 2012 itu hanya 62 pabrik,” kata Rina di Jakarta, Kamis (26/3).

Menurutnya, dengan semakin terkikisnya jumlah pabrik gula di Indonesia, maka rendemen gula oleh beberapa pabrik gula juga secara otomatis mengalami penurunan.

Ditambah lagi, kemampuan perusahaan pelat merah yang dibidik untuk memenuhi kebutuhan gula nasional, justru rendemennya tidak lebih baik dibanding swasta.

“Produktivitas pabrik gula kita mengenaskan, swasta lebih bagus ketimbang PTPN, rendemennya itu bisa dilihat,” tutupnya.

Berdasarkan data 2012, kapasitas produksi gula hanya sebesar 2.500-6.000 ton tebu per hari (TCD). Dibandingkan dengan negara lain, jumlah tersebut masih tergolong sangat rendah.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka