Jakarta, aktual.com – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali mengatakan ingin memperbaiki sepak bola Indonesia seperti perintah Presiden Joko Widodo.

“Saya akan koordinasi di internal dulu, kemudian tentu dengan ‘stakeholder’. Tidak bisa pemerintah memutuskan sendiri apa maunya. Kita harus dengarkan ‘stakeholder’ maunya seperti apa baru kemudian kita rumuskan bersama-sama karena pelaksana mereka,” kata Zainuddin di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (23/10).

Zainuddin menyampaikan hal tersebut setelah Presiden Joko Widodo mengenalkan Zainuddin sebagai Menpora dan diminta untuk mengurus sepak bola Indonesia.

“Kemudian Bapak Zainuddin Amali, Menpora, sepak bolanya Pak,” kata Presiden Joko Widodo saat mengenalkan Zainuddin sebagai menteri.

Menurut Zainuddin, selama ini ia memperhatikan kompetisi sepak bola Indonesia untuk usia 16-19 tahun relatif baik.

“Begitu ke atas senior selalu ‘drop’. Itu Bapak Presiden selalu menyampaikan coba cari cara bagaimana supaya konsisten kita dari usia dini sampai senior itu prestasinya bagus,” kata Zainuddin.

Politikus Partai Golkar tersebut mengaku akan mencoba untuk berbicara dengan para pemangku kepentingan termasuk Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk merumuskan cara-cara yang tepat.

“Tapi kita optimis, asal kita bersama-sama dan tadi saya sudah ngomong dengan pak sekretaris menteri, mereka ‘support’, dan zaman dulu kan setiap kementerian ada pembinaan terhadap cabang olahraga masing-masing. Saya sudah mulai ini dan mereka OK, Insya Allah lah,” katanya.

Meski tidak memiliki latar belakang olahraga maupun kepemudaan, Zainuddin yakin dapat melakukan tugasnya.

“Saya kira begini saya sekarang sudah di birokrasi, saya alhamdulillah lulus ilmu pemerintahan jadi saya doktor ilmu pemerintahan, ya mengurus pemerintah Insya Allah bisa termasuk sepak bola. Beliau (Presiden Jokowi) kan sangat beri perhatian dengan sepak bola kita. Masa punya 260 juta rakyat tidak ditemukan tim sepak bola yang bagus,” kata Zainuddin.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin