Jakarta, Aktual.co — Tanda-tanda adanya pengalangan opini dan operasi senyap yang dilakukan oleh tim siluman Jokowi untuk merebut PDIP dan menjadikan Jokowi sebagai Ketua Umum PDIP Untuk mengantikan Megawati Sukarnoputri pada Kongres tanggal 9 April di Bali nanti mulai terlihat.
Hal itu disampaikan Fahmi Hafel Direktur Eksekutif Indonesia Development Monitoring, dalam siaran pers yang diterima redaksi, Selasa (24/3).
“Pengalangan opini untuk mengubah isi kepala kader PDIP pemilik suara dalam kongres nanti dilakukan melalui pola pola survei yang menempatkan Jokowi pada urutan teratas sebagai tokoh yang paling layak dan diinginkan masyarakat untuk memimpin PDI Perjuangan,” ungkapnya.
Kata Fahmi, selain melalui pola survei, diduga Operasi senyap juga dilakukan oleh tim siluman Jokowi di daerah untuk mempengaruhi pimpinan PDI Perjuangan didaerah untuk mengarahkan Jokowi sebagai Ketua Umum PDIP pada Kongres nanti, dengan kompensasi maju sebagai calon kepala daerah.
“Namun sepertinya tidaklah mudah untuk mengoyang Megawati Soekarnoputri dari posisi orang nomor satu di PDIP karena Megawati bukanlah tokoh macam Aburizal Bakrie, dimana Megawati merupakan tokoh yang bermental baja seperti ketika diera orde baru melawan rezim order baru dan 10 tahun konsisten beroposisi Terhadap SBY,” papar dia.
Yang paling menguntungkan sampai saat ini, sambungnya, dari pengamatan dan penelitian IDM hampir 91 persen kader PDIP kecewa dengan Jokowi karena kurang mengakomodir Kader PDIP dan makin menjaga jarak dan juga banyak kebijakan Jokowi yang melenceng dari garis partai dan Trisakti serta Nawacita.dan tidak berpihak pada wong cilik .
“Megawati juga sebaiknya mulai memunculkan lebih banyak lagi trah Sukarno seperti Puti Guntur Soekarnoputra dan Prananda Prabowo dalam jajaran elite PDI Perjuangan untuk mulai berkecimpung secara aktif,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh:

















