Palu, aktual.com – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah mulai melakukan penataan lingkungan dalam kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi setelah setahun tertimpa gempa dan tsunami.
“Kegiatan penataan lingkungan dan wilayah-wilayah yang terdampak tsunami, merupakan bagian tak terpisahkan dari kegiatan rehab-rekon,” ucap Wakil Rektor Bidang Perencanaan IAIN Palu, Kamaruddin di Palu, Selasa (17/12).
Kamaruddin menegaskan, wilayah-wilayah yang terdampak tsunami dan terlihat kumuh perlahan-lahan mulai dibenahi, yang salah satu tujuannya memberikan kenyamanan kepada semua komponen civitas akademik serta kepada masyarakat.
Salah satu kegiatan penataan itu, sebut dia, yakni pembangunan jalan lingkungan dalam lokasi IAIN Palu yang menjadi prioritas dalam kegiatan rehab-rekon.
“Iya, pembangunan jalan dalam lingkungan kampus ini penting dilakukan untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada kita semua civitas akademik,” ujarnya.
Jalan lingkungan di lokasi kampus rusak parah, bahkan hilang dari permukaan saat tsunami menerjang IAIN Palu pada 28 September 2018 lalu. Pascabencana kurang lebih setahun, wilayah-wilayah berkas terdampak tsunami berlumpur saat hujan dengan intensitas sedang dan tinggi mengguyur.
Bahkan, dampak dari hujan membuat sebagian wilayah di dalam kampus digenangi air yang sedikit menyulitkan komponen civitas akademik dalam berkegiatan.
Karena itu, kata Kamaruddin dilakukan pembenahan atau penataan lingkungan untuk menormalkan kembali lingkungan dengan melakukan pembangunan jalan dan penataan saluran air secara perlahan-lahan.
Saat ini pekerjaan pembangunan jalan telah dimulai, jalan yang dibangun rata-rata lebar 4 – 5 meter yang ada di dalam lingkungan kampus.
Selain melakukan kegiatan penataan lingkungan, IAIN Palu juga melakukan kegiatan rehabilitasi gedung-gedung kuliah dan gedung administrasi yang terdampak bencana 28 September 2018.
IAIN Palu juga sedang membangun gedung kelas belajar yang baru pascabencana di Desa Pombewe, Kabupaten Sigi, sebagai upaya memaksimalkan penyelenggaraan pembangunan SDM pascabencana gempa dan tsunami serta likuefaksi menerjang Palu, Sigi dan Donggala. (Eko Priyanto)
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin