Magelang, aktual.com – Komunitas Kampoeng Dolanan Nusantara di kawasan Candi Borobudur Dusun Sodongan, Desa Bumiharjo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah menggelorakan angklung kebangsaan melalui berbagai pementasan performa musik yang terus dikembangkan selama beberapa waktu terakhir.

Inilah yg menjadi landasan gerak angklung kebangsaan yg selalu kami gelorakan. Keliling dari satu sekolah ke sekolah lainnya, satu komunitas ke komunitas lainya untuk tetap bersyukur hidup di Indonesia, mencintai Indonesia, dan menjaga Indonesia bersama-sama, jelas pimpinan Kampoeng Dolanan Nusantara Borobudur Abet Nugroho di Magelang, Sabtu (21/12).

Ia mengharapkan melalui pementasan kreasi performa musik angklung secara massal yang dirintisnya sejak beberapa tahun terakhir itu, menjadikan angklung sebagai wasilah pemersatu bangsa dan wasilah bela negara secara nyata, bagi semua generasi bangsa.

Sekitar 500 angklung dibunyikan secara bersama-sama pada Gelar Budaya Nusantara dalam rangka Hari Bela Negara diselenggarakan pada Jumat (20/12) malam oleh Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Pemerintah Kabupaten Magelang di Lapangan Drh. Soepardi Kota Mungkid, Ibu Kota Kabupaten Magelang.

Para pemain yang kalangan pelajar, mahasiswa, guru, dan beberapa elemen masyarakat Kabupaten Magelang pada kesempatan itu, melalui alat musik angklung membawakan sejumlah lagu, seperti Satu Nusa Satu Bangsa, Indonesia Pusaka, dan Tanah Airku. Para pemain mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Nusantara.

Menggambarkan seperti miniatur Indonesia yang kaya dengan ragam seni dan budaya. Seluruh anak bangsa yang berkumpul bersatu menciptakan harmoni keindahan melalui angklung kebangsaan, ini momentum yang langka, dimana angklung kebangsaan mampu menjadi perekat persatuan, memupuk cinta tanah air, dan mengobarkan semangat bela negara bagi generasi muda, terang dia.

Abet yang juga Ketua Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) Kabupaten Magelang dalam keterangan tertulisnya itu, mengatakan pendekatan secara efektif bisa dilakukan kepada generasi muda untuk mengajak bela negara melalui jalur kebudayaan.

Yang harus disentuh adalah hatinya dan peran kebudayaan memungkinkan untuk itu sehingga jika hati ini sudah tersentuh maka spirit bela negara akan muncul dengan sendirinya, katanya.

Dalam acara itu juga ditampilkan tarian dari beberapa daerah, seperti tari Saman dari Aceh, tari Ranah Minang dari Sumatera Barat, tari Panembrahma dari Bali, tari Kodudok dari Kalimantan, tari Soreng dari Kabupaten Magelang, gerak tari gemu famire dari Nusa Tenggara Timur oleh gabungan personel TNI dan Polri, serta paduan suara oleh guru-guru seni di bawah koordinasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang.

Kepala Kantor Kesbangpol Pemkab Magelang Karya Humanita menyampaikan bahwa Magelang salah satu daerah dengan masyarakat yang beragam latar belakang tetapi terus memperkuat semangat hidup bersama dan menjaga persatuan bangsa di daerah itu.

Sehingga kegiatan semacam ini sangat diperlukan untuk menjalin komunikasi dan memupuk rasa persaudaraan sesama anak bangsa, ujar dia. (Eko Priyanto)

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin