Jakarta, Aktual.co — Komisi V DPR RI menyayangkan jebolnya tanggul Sungai Cimanuk di Desa Pilangsari, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, pada (senin (16/3).
Hujan kiriman dari Majalengka dan Garut membuat volume air semakin besar sehingga akhirnya menghancurkan tanggul Sungai Cimanuk. Kejadian tersebut akibat pembukaan lahan yang harus dipertanggungjawabkan oleh Pemerintah Daerah.
“Meningkatnya debit air Cimanuk diakibatkan disamping curah hujan yg tinggi karena pembukaan lahan kehutanan di daerah tomo yang harus dituntaskan oleh perhutani dan pemda,” ujar Wakil Ketua Komisi V DPR RI Yudi Widiana, saat di hubungi di Jakarta, Senin, (23/3).
Yudi mendatangi langsung lokasi jebolnya tanggul yang sudah kedua kalinya ini. Pada 1972 tanggul itu sempat jebol, setahun setelah tanggul dibangun. “Tanggul yang jebol hasil pembangunan tahun 1971,” katanya
Komisi V DPR akan meminta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melakukan pengecekan terhadap tanggul-tanggul.
“Komisi V meminta Dirjen SDA Menteri Pupera yang juga mendampingi kunjungan agar melakukan general cek up tanggul-tanggul,” katanya.
Sebagai informasi, Desa Pilangsari Kecamatan Jatibarang merupakan kawasan terparah yang terkena imbas dari jebolnya tanggul Sungai Cimanuk.
Selain Jatibarang, enam kecamatan lainnya terkena dampak amukan luapan air Sungai Cimanuk. Ribuan rumah dan seratus hektar sawah terendam banjir setinggi 2-3 meter. Sekitar 10.500 jiwa dilaporkan terkena imbasnya.
Artikel ini ditulis oleh:

















