Tangsel, Aktual.com – Kasus perampasan tanah terjadi di Kota Tangerang Selatan. Para korban pun menceritakan peristiwa yang menimpa mereka kepada bakal calon (bacalon) Wali Kota Tangsel, Siti Nur Azizah.
Azizah diundang oleh para korban yang didampingi Forum Korban Mafia Tanah Indonesia (FKMTI). Pertemuan itu dihelat di RS Via Medika, Utan Kayu, Ciputat Timur, Sabtu (18/1).
Sekretaris Jenderal FKMTI Agus Muldya Natakusuma yang hadir dalam pertemuan itu mengatakan, sekitar 11 orang korban dari puluhan korban lainnya menceritakan langsung kasus yang terjadi kepada bakal calon (Bacalon) Wali Kota Tangsel tersebut.
Azizah pun, kata dia, menyimak dan mendengarkan satu persatu keluh kesah para korban dengan penuh antusias.
“Kami mengundang Ibu Azizah karena beliau sosok yang kami nilai memiliki keberpihakan kepada mereka yang terpinggirkan. Beliau keluar masuk kampung untuk mendengarkan keluhan masyarakat, karenanya kami menilai beliau sosok yang tepat untuk para korban perampasan tanah ini mencari solusi,” ungkap Agus kepada awak media.
Agus melanjutkan, kasus perampasan tanah itu terjadi setelah Tangsel mulai berkembang menjadi kota yang dipadati pemukiman yang dibangun pihak developer (pengembang perumahan).
Para korban kehilangan hak atas lahannya, padahal mereka adalah pemilik sebenarnya yang dibuktikan dengan sertifikat tanah.
“Kasusnya banyak yang terjadi di masa lalu, namun persoalan ini penting diangkat karena kita ingin membangun Tangsel yang demokratis dengan tegaknya keadilan,” tambahnya.
Agus memuji Puteri Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin itu, sebab, kata dia, setelah mendengarkan kasus perkasus yang diutarakan para korban, Azizah memiliki skema untuk menyelesaikan masalah tersebut. Hal itu memberikan semangat baru bagi para pencari keadilan itu.
“Kami menilai Ibu Azizah memiliki visi yang jelas. Artinya, beliau dibalik kelembutannya, punya sikap, skema dan keberanian. Ini yang dibutuhkan oleh para korban,” katanya.
Meskipun, lanjut Agus, penyelesaian perampasan tanah itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar, tapi baginya, skema yang dipaparkan Azizah menjadi salah satu ikhtiar para korban untuk mendapatkan kembali haknya.
“Para korban membutuhkan sosok yang benar-benar peduli, artinya mau memahami persoalan ini dengan serius. Tadi, kami sangat mengapresiasi Ibu Azizah yang mampu menyuntikkan semangat baru kepada para korban untuk tetap berjuang meraih kembali hak-haknya,” kata Agus.
Agus mengatakan, hal yang akan terus diingat oleh para korban adalah pesan Azizah yang menyemangati para korban untuk tetap terus berjuang mendapatkan kembali hak-haknya.
“Kata-kata yang akan selalu saya ingat, beliau mengatakan, ‘saya pernah dalam posisi tertindas, saya berusaha bangkit dan melawan. Anda yang tertindas, Anda juga harus bangkit melawan. Kita semua masyarakat yang tertindas hak-haknya maka kewajiban kita hanya satu, melawan’,” pungkas Agus menirukan seruan Azizah kepada para korban.
Sementara, dihubungi terpisah, Azizah mengatakan, bertemu dengan para korban perampasan tanah itu membuatnya semakin paham masalah yang terjadi. Hal itu, kata dia, semakin memacu semangatnya untuk meraih kursi Wali Kota Tangsel.
“Apa yang para korban perampasan tanah tersebut rasakan persis seperti yang saya petakan menjadi misi perjuangan di Tangsel ini. Sehingga tekad saya semakin kuat untuk menghadirkan kebijakan yang benar-benar berpihak kepada mereka yang terpinggirkan,” tegasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan