Jakarta, Aktual.co — Pasca ditutup melemah pada perdagangan Jumat (20/3) pekan lalu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan pekan ini di zona positif. IHSG menguat 12,82 poin atau 0,24 persen di 5.455,88. Indeks LQ45 pun naik 3,24 poin (0,34%) menjadi 950,09.

Dalam penguatan IHSG ini, sebanyak 29 saham menguat, dengan 7 saham bergerak melemah dan 9 saham diam di tempat. Mengawali perdagangan, telah terjadi transaksi sebesar Rp23,49 miliar dari 5,89 juta lembar saham diperdagangkan.

Pada perdagangan awal pekan ini, Senin (23/3), Asjaya Indosurya Securities memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) akan bergerak di kisaran 5.401–5.514. Kepala riset Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan, fase konsolidasi masih berlangsung di dalam pergerakan IHSG.

“Jalur uptrend belum ditinggalkan, proses perjalanan naik masih terus berlangsung, kekuatan naik juga belum terlihat berkurang,” kata William dalam risetnya, Kamis (23/3).

Menurutnya, support 5.401 masih mampu dipertahankan, dalam kondisi uptrend tentunya masa koreksi sehat adalah momen berharga yang sayang untuk terlewatkan didalam melakukan akumulasi pembelian. Ditambah dengan melihat kondisi perekonomian yang cukup stabil saat ini, tercermin dari rilis data ekonomi yang sudah terlansir, disamping mulainya fase distribusi dolar AS sehingga terjadi apresiasi terhadap rupiah dan beberapa mata uang negara lain.

Ia mengungkapkan bahwa target resisten berada pada level 5.514. “Hari ini IHSG akan bergerak dalam area positif, IHSG dalam jangka pendek masih berada dalam jalur uptrend,” ujarnya.

Sementara itu, kepala riset dari NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan lalu bergerak variatif diselingi pelemahan, namun mampu berakhir di zona hijau. Hal ini disebabkan oleh sengatan pernyataan The Fed yang belum menaikkan suku bunga Fed ratenya.

“Di lain sisi, variatif cenderung positifnya laju beberapa bursa saham Asia belum mampu mengangkat IHSG, karena dibarengi dengan kembali melemahnya laju Rupiah,” ujarnya.

Pada perdagangan Senin (23/3), IHSG diperkirakan Reza berada pada rentang support 5.420-5.438 dan resisten 5.451-5.461. Aksi profit taking yang terjadi telah menutup utang gap sebesar 5.435-5.444, dan diharapkan aksi jual dapat mereda pasca tertutupnya utang gap tersebut. “Apalagi jika penguatan bursa saham global dapat direspon positif maka laju IHSG pun berpeluang kembali menguat, meski kami masih antisipasi bila terjadi pelemahan lanjutan,” pungkasnya.

Saham-saham di Asia mayoritas menguat dengan indeks Nikkei naik 187 poin atau 1 persen menjadi 19.747, sementara indeks Hang seng naik 163 poin atau 0,7 persen menjadi 24.538, dan Strait Times Index naik 16 poin atau 0,5 persen ke 3.429.

Searah dengan IHSG, Wall Street yang akhir pekan lalu ditutup positif. Indeks Dow Jones naik 168,62 poin (0,94%) menjadi 18.127,65, Indeks S&P500 bertambah 18,83 poin (0,9%) ke posisi 2.108,1, serta Indeks Nasdaq menguat 34,04 poin (0,68%) menjadi 5.026,42.

Penguatan Wall Street didorong oleh dolar AS yang mulai ‘jinak’. Dolar AS yang terlalu kuat juga bisa menjadi bumerang bagi Negeri Paman Sam, karena produknya menjadi kurang kompetitif di pasar ekspor.

Artikel ini ditulis oleh: