Surabaya, aktual.com – Situasi umat Islam di dunia semakin terpojok. Baik di Indonesia, Malaysia, India, Palestina, China, umat Islam selalu disudutkan, dikuyo-kuyo, diperlakukan tidak adil. Munculnya stigma radikal, selalu diidentikkan dengan umat Islam. Kondisi ini tidak boleh dibiarkan. Harus ada yang tampil di kancah internasional untuk menghapus stigma itu.
“Itulah sebabnya, saya, bersilaturrahim ke Datuk Sri Anwar Ibrahim (Malaysia). Diskusi soal ini. Saya lihat beliau pemimpin yang teruji, tokoh umat Islam di level dunia. Beliau memiliki network yang bagus di negara-negara Islam Timur Tengah, bahkan Timur dan Barat. Saya berharap beliau tampil lebih massif di kancah global,” tegas Penasehat Eksekutif Pusat Kajian Pemikian Hasyim Asy’ari Tebuireng, Jombang, Dr H Mif Rohim Syarkun, Sabtu (1/2/2020).
Menurut Wakil Rektor III Universitas Hasyim Asy’ari (UNHASY) ini, ukhuwah Islam ini harus dibangun lebih kuat lagi. Ini perlu, karena perlakuan tidak adil terhadap Islam, itu bisa merambah ke seluruh sendi kehidupan. “Saya berharap umat Islam bisa memperkokoh ukhuwah, di samping itu, ukhuwah inssaniyah, sesama manusia, hubungan sosiologi,” tegasnya.
Dengan Datuk Anwar, lanjut Dr Mif, juga disinggung soal ketegangan hubungan Syi’ah Iran dengan Wahabi Arab Saudi. “Di sini, Ahlussunnah wal jamaah yang identik dengan ASEAN bisa menjadi mediasi, memperkuat ukhuwah sesama muslim. Pak Anwar ini sosok yang cocok sebagai mediator,” jelasnya.
Buka Pesan Penting Gus Dur
Masih menurut Dr Mif, bicara soal Islam global, Datuk Sri Anwar Ibrahim sendiri tidak bisa melupakan peran dan pesan penting Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid). Gus telah memberikan banyak pelajaran penting tentang perkembangan dunia Islam serta wawasan yang universal.
“Dari sini, saya melihat konsep besar Datuk Sri Anwar Ibrahim sama dengan pemikiran Gus Dur. Bagaimana konsep Gus Dur menciptakan perdamaian dunia, itu sama dengan Pak Anwar. Tolok ukurnya adalah ukhuwah islamiyah, basariyah dan insaniyah,” tegas pendiri sekaligus mantan Ketua PCI NU Malaysia ini.
Gus Dur sendiri, lanjut Dr Mif, berharap Datuk Sri Anwar Ibrahim ini memiliki peran strategis di Malaysia, menjadi Perdana Menteri Malaysia. Lalu, berpikir bagaimana membangun sinergitas dengan Indonesia untuk keperluan Islam di seluruh dunia.
“Sebelum Gus Dur wafat, almaghfurlah sempat bertemu dengan Pak Anwar. Gus Dur memberikan pesan-pesan penting kepada beliau (Pak Anwar red.). Intinya, bagaimana tugas-tugas penting itu harus dijalankan. Saya akan buka ke publik, agar umat Islam tahu, apa pesan-pesan penting Gus Dur kepada Datuk Sri Anwar Ibrahim. Ini peting demi perdamaian dunia,” tegas Dr Mif. (dtc)
Artikel ini ditulis oleh:
Eko Priyanto