Jombang, aktual.com – Ribuan warga dan santri dari Jombang dan sekitarnya ikut serta dalam kegiatan tahlil dan doa bersama dalam peringatan tujuh hari wafatnya pengasuh PP Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, KH Sholahudin Wahid.
“Kegiatan doa bersama digelar selama tujuh hari dan, pada 8 Februari 2020 di Masjid Pesantren Tebuireng dalam peringatan tujuh hari wafatnya KH Sholahudin Wahid (Gus Sholah),” kata Teuku Azwani, salah seorang pengurus Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, di Jombang, Sabtu [8/2] malam.
Beberapa pejabat hadir dalam kegiatan itu, di antaranya mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin Zuhri, budayawan Emha Ainun Najib atau Cak Nun. Untuk ma’uidzah hasanah secara langsung disampaikan oleh Prof Dr. H. Imam Suprayogo dari Malang. Beberapa kiai lainnya juga akan memimpin kegiatan tahlil dan doa bersama.
Acara tersebut digelar setelah Shalat Isya di Masjid Pesantren Tebuireng, Jombang. Jamaah meluber hingga luar area masjid.
Bukan hanya jamaah putra, jamaah putri juga banyak yang hadir. Mereka duduk di tempat duduk yang sudah disediakan oleh pengurus pesantren di bawah tenda.
Dalam acara tersebut, warga serta tamu dijamu jajanan yang sudah disediakan. Mereka ikut mendoakan almarhum Gus Sholah.
Gus Sholah wafat pada Minggu (2/2) sekitar pukul 20.55 WIB di RS Harapan Kita, Jakarta, setelah menjalani operasi penyakit jantung.
Almarhum merupakan pengasuh Pesantren Tebuireng yang ketujuh mulai 2006 hingga 2020, sejak generasi sang kakek KH Hasyim Asy’ari (1899-1947).
Almarhum adik kandung mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid. Ia lahir di Jombang pada 11 September 1942 dari pasangan KH Wahid Hasyim dan Hj Solichah.
Selama hidupnya, banyak karya yang telah dihasilkan, terutama terkait pendidikan, baik pendidikan agama maupun umum.
Gus Sholah mendirikan SMA Trensains (Pesantren Sains) Tebuireng dan SDI Tebuireng Ir Soedigno, Kesamben, Kabupaten Jombang. SMA Trensains didirikan pada 2014 dan diresmikan 23 Agustus 2014 oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Kurikulum SMA Trensains Tebuireng disebut kurikulum semesta, yakni, unifikasi dari kurikulum nasional, kurikulum muatan kearifan pesantren sains (MKPS) dan kurikulum internasional (Cambridge Curriculum).
Saat pertama mengikut UNBK (2017), dari 44 sekolah di Jombang yang memiliki jurusan IPA, SMA Trensains menempati peringkat ketiga dengan nilai rata-rata 64,34.
Selain itu, jumlah cabang Pesantren Tebuireng juga semakin bertambah. Kini ada 14 cabang Tebuireng di berbagai daerah. Semuanya didirikan oleh Gus Sholah.*
Artikel ini ditulis oleh:
Eko Priyanto