Solo, aktual.com – Ribuan dokumen-dokumen bersejarah atau naskah kuno koleksi Perpustakaan Reksa Pustaka, di Pura Mangkunegaran Surakarta, telah dilakukan digitalisasi guna melindungi dan melestarikan naskah kuno dari kerusakan.
Epson Indonesia bekerja sama PT Unibless lndo Multi selaku mitra kerja telah melakukan digitalisasi sebanyak 3.132 koleksi dokumen-dokumen bersejarah dengan total 400.202 halaman milik Perpustakaan Reksa Pustaka, kata Darweni selaku Pengelola Naskah Kuno Perpustakaan Reksa Pustaka, disela acara penutupan kegiatan program digitalisasi naskah kuno, di Pura Mangkunegaran Solo, Kamis [13/2].
PT Unibless lndo Multi selaku mitra kerja Epson Indonesia, kata Daweni, memberi solusi pengarsipan digital. Dokumen yang sudah dipindai dapat diakses menggunakan aplikasi Electroninc Filling System (EFS) bernama “UNlDocSys”.
Menurut Darweni arsip-arsip yang terdapat di Pura Mangkunegaran pada umumnya masih berupa kertas yang disimpan untuk dijaga nilai keaslian serta terlindung dari berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan dokumen arsip tersebut. Arsip yang belum dipilah dan diolah banyak yang mengalami kerusakan baik dari faktor eksternal maupun internal.
“Koleksi perpustakaan Reksa Pustaka itu, sudah sangat tua, mengingat sejarah berdirinya hingga saat ini sudah 152 tahun. Sekarang kondisi dokumen-dokumen sudah sangat rapuh. Meski kondisi rusak dan banyak pengunjung, kami tetap meminjamkan. Hanya saja harus membimbing agar berhati-hati dalam membaca,” kata Darweni.
Melalui digitalisai diharapkan pembaca dapat membaca atau menikmati buku-buku tersebut sehingga kondisi fisik aslinya tidak semakin rusak.
“Koleksi naskah kuno di Perpustakaan Reksa Pustaka Pura Mangkunegaran total 11.000 buku dengan dua juta lembar. Namun, berkat Epson Indonesia bekerja sama PT Unibless lndo Multi, sebanyak 3.132 koleksi sudah digitalisasi,” katanya.
Direktur PT. Unibless Indo Multl Sylvie Selyn Sembiring mengatakan dokumen milik Mangkunegaran sudah tua. Umurnya di atas 100 tahun. Kondisinya sangat rapuh, mudah rusak jika tidak berhati-hati. Pihaknya harus pelan-pelan membuka dan memberlakukan khusus, kemudian didigitalisasi.
Menurut Sylvie, hal tersebut terkait dengan lnstruksi Presiden No.3/2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government, maka semua yang berhubungan dengan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat ke depan harus bisa disajikan secara elektronik.
Epson Indonesia bekerja sama dengan Unibless lndo Multi mengambil inisiatif untuk mendukung pelestarian budaya melalui digitalisasi arsip. Adapun beberapa tahap digitalisasi arsip yang dilakukan diantaranya, persiapan perangkat pemindai oleh Epson Indonesia, pemilahan arsip dan implementasi alih media atau digitalisasi, implementasi aplikasi Electronic Filling System (EFS) dan mengembangkan aplikasi Electronic Filling System (EFS).
“Kami menugaskan tim gabungan dari Jakarta dan Semarang untuk melakukan digitalisasi arsip koleksi Pustaka Pura Mangkunegaran. Arsip ini, kami digitalisasi, dijadikan bentuk file Portable Document Format (PDF), dan kami simpan di komputer,” katanya.
Menurut dia, dari hasil pemindaian tersebut diedit dan dijadikan sebuah buku elektronik dengan aplikasi Flipbook yang sudah tertera nama buku, halaman di mana para pembaca akan dimudahkan dengan cukup memindahkan kursor ke kanan dan kiri jika ingin memindahkan halaman.
Riswin Li selaku Marketing Division Head Epson Indonesia mengatakan Epson Indonesia pada program tersebut bekerja sama dengan PT. Unlbless Indo Multi menggunakan Epson ELPDCOG dan ELPDC11 sebagai perangkat untuk mengalihkan media atau digitalisasi arsip.
“Indonesia sadar bahwa dokumen arsip bersejarah adalah bagian dari asset kebudayaan yang harus dijaga kelestariannya. Kami berharap kontribusi Epson pada digitalisasl dokumen ini, teknologi Epson dapat mengambil peran dalam pelestarian budaya di Indonesia,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eko Priyanto