Denpasar, Aktual.co — Ngembak Nyepi, sehari setelah umat Hindu menunaikan ibadah Tapa Beratha Penyepian Tahun Baru Saka 1937, Minggu (22/3), suasana Bali berangsur-angsur normal. Aktivitas masyarakat hari pertama memasuki Tahun Baru Saka 1937 secara bertahap mulai normal, namun warga setempat belum melakukan kegiatan secara maksimal.
Sejumlah kendaraan nampak berlalu lalang di jalan-jalan raya. Pasar kembali bergeliat. Car free day yang biasa digelar di Lapangan Renon kembali dijejali warga meski tak seramai minggu sebelumnya.
Sejak Sabtu kemarin pukul 06.00 WITA warga Bali melaksanakan tapa brata penyepian serangkaian pergantian tahun baru Caka 1937. Nyepi dilakukan 24 jam penuh dan berakhir tadi pagi pukul 06.00 WITA. Pantauan di Lapangan Renon, sejumlah warga asyik menikmati car free day. Mereka bermain sepeda, sepatu roda, berlari hingga aktivitas lainnya.
Pelaksanaan Nyepi berlangsung khidmat. Praktis tak ada gangguan berarti. Kendati begitu, sejumlah warung dan minimarket belum banyak yang buka. Made Nanta, seorang warga Bali mengaku sejak pagi tadi langsung mendatangi areal car free day bersama keluarganya. “Begitu Nyepi dinyatakan usai langsung aktivitas car free day,” katanya, Minggu (22/3)
Toko-toko sepanjang jalan trotoar di Kota Denpasar dan sekitarnya masih banyak yang tutup, namun sejumlah pasar tradisional mulai dikunjungi masyarakat, meskipun jalan-jalan masih tampak lengang. Suasana hari raya masih menyelimuti, yang kebetulan pada Minggu (22/3), sehingga perkantoran pemerintah dan swasta di Bali libur, termasuk anak-anak sekolah. Pada Ngembak Nyepi, masyarakat saling berkunjung ke keluarga atau kerabat dekat untuk saling maaf-memaafkan (silaturahim) atau mengunjungi objek-objek wisata untuk rekreasi.
Masyarakat lainnya sudah mulai melakukan aktivitas, terlihat dari kehidupan pasar, seperti Pasar Badung dan Kumbasari yang sejak pagi hari itu sudah cukup ramai.
Sementara itu, kesibukan ekstra dilakukan oleh tenaga kebersihan Kota Denpasar. Mereka bekerja keras menyingkirkan dan mengangkut sampah yang menumpuk di pemukiman maupun tepi jalan. Puluhan truk pengangkut sampah sudah beroperasi sejak pagi hari dari tempat-tempat pengumpulan sampah ke tempat pembuangan akhir di kawasan Suwung, pinggiran Kota Denpasar.
Dalam rangkaian perayaan Nyepi, umat Hindu melakukan berbagai kegiatan ritual yang banyak memproduksi sampah dari bekas banten/sesaji, serta aneka bungkus makanan-minuman ketika warga melakukan malam “pengerupukan” dengan mengarak ogoh-ogoh, boneka raksasa berwajah menyeramkan. (Laporan Bobby Andalan, Bali)
Artikel ini ditulis oleh:

















