Jakarta, Aktual.co —Direktur Centre of Budget Analysis (CBA)Uchok Sky Khadafi sudah menduga proses pembahasan APBD 2015 Jakarta tidak akan menemui jalan keluar.
Tanda-tanda ke arah situ menurutnya sudah terlihat dengan tidak adanya saling percaya antara eksekutif dan legislatif.
“Malahan saling curiga mencurigai antara dua lembaga ini,” kata Uchok dalam siaran persnya yang diterima Aktual.co, Sabtu (21/3).
Seperti soal molornya penyerahan print-out rincian data RAPBD yang sudah diinput Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) DKI ke DPRD. Yang membuat Badan Anggaran DPRD menolak lakukan pembahasan. Sehingga, bakal berujung pada dipakainya pagu anggaran APBD-Perubahan 2014.
Dampaknya, kata Uchok, ada beberapa pos anggaran yang lebih besar dibanding rencana 2015.
CBA coba mencatat beberapa lembaga-lembaga yang beruntung karena pagu tahun 2014 lebih besar dibandingkan tahun 2015. Berikut daftarnya:
1. Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) DKI Jakarta. Pada tahun 2014 dapat anggaran sebesar Rp19,2 miliar. Sedangkan di APBD 2015 hanya dapat alokasi sebesar Rp17,4 miliar.
2. Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi DKI Jakarta. Di tahun 2014 dapat anggaran sebesar Rp300 miliar, sedang di APBD 2015 hanya sebesar Rp239,5 miliar.
3. Lembaga Pembinaan Keagamaan Budha (LPKB) Provinsi DKI. Di tahun 2014 dapat anggaran sebesar Rp1 miliar, sedang dalam APBD 2015 hanya sebesar Rp700 juta.
4. Institut Al Qur’an (IIQ) Jakarta, tahun 2014 mendapat anggaran Rp3 miliar, sedangkan pada APBD 2015 hanya sebesar Rp1 miliar.
5. PMI di 6 kota/kabupaten administrasi, pada tahun 2014 mendapat anggaran sebesar Rp21,4 miliar, dan di APBD 2015 hanya mendapat Rp10 miliar.
6. Badan Pusat Statistik Provinsi Jakarta, pada tahun 2014 mendapat anggaran sebesar Rp3,3 miliar, sedangkan di APBD 2015 hanya mendapat Rp775 juta.
Artikel ini ditulis oleh:

















