Ketua PW Fatayat NU Kalsel Hilyah Aulia saat memberikan sambutan usai dilantik. (farid)/klikkalsel
Ketua PW Fatayat NU Kalsel Hilyah Aulia saat memberikan sambutan usai dilantik. (farid)/klikkalsel

Banjarmasin, aktual.com – Anggota DPRD Kota Banjarmasin dan Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Banjarmasin Hj Hilyah Aulia dilantik menjadi Ketua Pengurus Wilayah Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Provinsi Kalimantan Selatan periode 2020–2025.

Hilyah Aulia dilantik menahkodai Fatayat NU Kalsel oleh Sekretaris Umum Fatayat NU Hj Margaret Aliyatul Maimunah yang disaksikan langsung Ketua Umum Fatayat NU Hj Anggia Ermarini di Gedung Mahligai Pancasila Banjarmasin, Minggu.

Hadir pada acara pelantikan itu pula Sekretaris Daerah Provinsi yang sekaligus Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Provinsi Kalimantan Selatan H Abdul Haris Makkie.

Ketua Umum Fatayat NU Hj Anggia Ermarini meminta Fatayat NU Kalsel untuk berbuat secara konkret bagi kemajuan agama dan bangsa, hingga perannya terlihat.

Menurut anggota DPR RI ini, para perempuan saat ini harus memiliki sikap kemandirian, daya saing dan selalu eksis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Sebab saat ini perempuan dapat menjadi pimpinan. Namun eksistensi perempuan NU itu, harus tetap pegang teguh Al Quran dan Sunnah,” ingatnya.

Sementara itu, Ketua PW NU Kalsel H Abdul Haris Makkie menitip pesan bagi Fatayat NU di daerahnya, agar perjuangan para muslimah muda NU ini dapat terlihat dengan nyata, hingga menjadi panutan organisasi lainnya, tidak hanya di NU.

Dia menyarankan, Fatayat NU Kalsel agar membuat konsep untuk membangun kepercayaan publik, sehingga organisasi ini dianggap ada dan bermanfaat untuk warga.

Ia menyadari, di masa sekarang peran perempuan sangat diperlukan.

“Perempuan itu sifatnya teliti, tak heran wanita dianggap tiang negara dan kalau wanita lemah maka negaranya lemah. Jadi Fatayat tidak boleh dilemahkan,” pungkasnya.

Ketua Fatayat NU Kalsel yang baru dilantik, Hilyah Aulia menyampaikan, Fatayat NU merupakan badan otonom untuk kalangan perempuan muda atau pemudi.

“Saat ini perempuan jangan lagi ada di belakang. Karena di era 4.0 sekarang ini, perempuan memiliki kans yang sama dalam pembangunan,” ujarnya.

Oleh karena itu, Hilyah menghendaki, perempuan Nahdiyin di Kalsel berdaya saing, punya jaringan luas dan pantang menyerah.

Artikel ini ditulis oleh:

Eko Priyanto