Jakarta, Aktual.co — BUMN Konstruksi, PT Adhi Karya Tbk akan membagikan dividen tunai sebesar Rp64,81 miliar atau setara 20 persen dari perolehan laba bersih tahun 2014 yang sebesar Rp324,1 miliar.
“Dalam agenda penetapan penggunaan laba perseroan untuk tahun buku 2014, telah disetujui besaran dividen tunai perseroan sebesar 20 persen dari perolehan laba bersih tahun 2014, setara Rp53,972 per lembar saham,” ujar Sekertaris Perusahaan ADHI Ki Syahgolang Permata dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (20/3).
Untuk tahun 2015, perseroan menargetkan laba bersih sebesar Rp440,1 miliar, dimana dari total perolehan laba bersih yang direncanakan itu dominan dikontribusi dari PT Adhi Persada Properti dan PT Adhi Persada Realti sebesar 66,6 persen melalui pengembangan bisnis properti realti.
Ia mengemukakan untuk target perolehan kontrak baru pada 2015 sebesar Rp15,2 triliun, dimana lini bisnis jasa konstruksi ditargetkan meraih perolehan kontrak baru sebesar Rp12,5 triliun, bisnis EPC sebesar Rp460,1 miliar, bisnis Properti Realti sebesar Rp1,7 triliun, dan bisnis manufaktur precast Rp479,6 miliar.
“Sementara total pendapatan usaha di tahun 2015 direncanakan sebesar Rp13,2 triliun,” katanya.
Ia menambahkan bahwa untuk belanja modal (capex) ADHI di tahun 2015 direncanakan sebesar Rp837,2 miliar yang terdiri atas investasi pengembangan bisnis properti realti hotel sebesar Rp566,1 miliar, penyertaan proyek investasi sebesar Rp202,8 miliar, dan pembelian aset tetap sebesar Rp68,387 miliar.
“Sumber dana belanja modal tersebut berasal dari sisa dana hasil penerbitan obligasi yang lalu dan kredit perbankan serta kas internal perseroan,” katanya.
Dipaparkan, pencapaian kontrak baru Adhi Karya Tbk. hingga akhir Februari 2015 berhasil mencapai Rp1,3 triliun. Realisasi kontrak baru tersebut diraih melalui perolehan beberapa proyek yang mayoritas terbagi atas jenis proyek Gedung sebesar 77 persen yakni antara lain Proyek Apartemen BKTum, Bekasi Barat senilai Rp437,1 miliar, Proyek Apartemen Centro Bogor senilai Rp204,5 miliar.
Sedangkan sebanyak 10 persen merupakan proyek jalan dan jembatan serta sisanya adalah proyek infrastruktur lainnya sebesar 13 persen.
Pada kategori sumber dana, realisasi kontrak baru dominan terdiri dari swasta atau lainnya sebanyak 64 persen, BUMN sebesar 18 persen sementara APBN/APBD tercatat 18 persen. Sedangkan dari sisi lini bisnis, di awal tahun 2015 ini, konstruksi dan EPC masih mendominasi kontribusi sebesar 96 persen, dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka

















