Jakarta, aktual.com – Ahli Epidemiologi dari Universitas Andalas Padang, Sumatera Barat, Defriman Djafri Ph.D mengatakan perlu kesadaran lebih dari masyarakat untuk menerapkan isolasi mandiri atau “self isolate” guna mencegah penyebaran COVID-19.
“Perlu kesadaran dalam setiap pribadi. Jika sakit harus mau mengisolasi diri dan menerapkan social distancing supaya bisa meminimalisir risiko,” kata dia saat dihubungi dari Jakarta, Selasa [17/3].
Ia melihat tingkat penularan virus tersebut cukup tinggi meskipun angka penyembuhan lebih tinggi dari pada angka kematian. Namun, untuk mengantisipasi perlu kesadaran isolasi mandiri dan menjaga jarak antarsatu dengan yang lain.
Kemudian, Defriman menilai setidaknya butuh semacam aturan tegas dari pemerintah terkait isolasi mandiri. Dengan demikian, maka dampak penyebaran virus corona dapat diminimalisir.
“Karena memang kita tidak tau yang masuk dan keluar sudah terinfeksi atau belum. Kemudian tingkat kekuatan infeksi juga dipengaruhi jumlah populasi,” ujar dia.
Terkait apakah Indonesia perlu melakukan “lockdown” atau penutupan akses total, Defriman menilai hal tersebut tergantung kondisi daerah masing-masing meskipun badan kesehatan dunia atau WHO telah menetapkan status pandemi.
“Di sinilah letak kewaspadaan dari pemerintah daerah untuk bisa cepat mengambil keputusan itu,” kata dia.
Hal senada juga disampaikan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB mengatakan penerapan isolasi mandiri hanya akan dapat memberikan manfaat optimal jika didukung dengan komitmen dan kesepakatan bersama.
“Kita mesti bersepakat semua kalau memang mau isolasi mandiri maka semua mesti kompak, kecuali dokter, perawat, polisi, tentara atau tenaga profesional lain yang tidak mungkin dia tidak datang kerja,” kata dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Eko Priyanto