Medan, Aktual.co — Karena produksi yang minim, Bulog Kabupaten Tapanuli Tengah, mengaku kesulitan untuk mengumpulkan gabah dari petani.
Demikian diungkapkan Kepala Kantor Seksi Logistik (Kansilog) gudang Bulog Sibolga Rusli kepada wartawan, Kamis(19/3).
“Di Tapteng ini kan banyak lahan tidur, sementara masyarakat rata-rata hanya panen sekali dalam setahun, persoalannya di situ, kita tidak bisa serap bila situasinya seperti ini,” kata Rusli.
Menurut Rusli, faktor lahan tidur itu menyebabkan masyarakat tidak menjual gabahnya. Gabah petani hanya cukup untuk dikonsumsi sendiri.
Rusli menambahkan, berbagai upaya telah dilakukan, agar hasil pertanian padi masyarakat dapat dibeli sesuai dengan harga yang telah di tentukan. Yakni, sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
Upaya itu diantaranya, dengan turun langsung ke petani dan melakukan pembelian. “Nah untuk Tapteng sebenarnya sudah panen bahkan ada yang sudah selesai, tapi tetap dari daerah ini tidak bisa diharapkan untuk diserap, karena untuk mereka saja kurang,” katanya.
Terkait harga, Rusli menyebutkan bahwa tidak terserapnya gabah dari petani tidak memberi pengaruh signifikan.
“Harga masih standar, tidak ada kita dapati gejolak berarti yang perlu dikhawatirkan untuk daerah ini, pemantauan tetap kita lakukan,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:

















