Jakarta, Aktual.com – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menggelar rapat kerja bersama Komisi XI DPR. Perry menyampaiakan kondisi ekonomi yang tengah mengalami krisis dan terus tertekan di tengah pandemi covid-19.
Perry mengatakan, saat ini para pemangku kebijakan termasuk BI bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati hingga OJK dan LPS tengah menyiapkan kapal. Pengibaratan kapal ini adalah sebuah payung aturan yang nantinya digunakan jika air bah menenggelamkan daratan layaknya kapal Nabi Nuh.
“Skenario moderat, kalau air bah sampai rumah kita juga ukur, kalau banjirnya sampai gedung, nanti kita juga cek banjirnya sampai gunung. Ini semua kita siapkan,” kata Perry Rabu (8/4).
Skenario-skenario dari ringan sampai berat ini, sambung Perry sudah pasti mencederai ekonomi. Bahkan, Perry mengatakan secara emosional dirinya sempat menangis.
“Saya setiap hari nangis dengan kawan-kawan ini betul-betul kami ikhtiar. Sedemikian mungkin kita jaga dan berupaya menjaga kapal ini. Maaf ya saya emosional, saya ingin nangis, tahajud terus betul-betul lindungan dari Allah,” tambah Perry.
Lalu Perry mengatakan, kalau misalnya terjadi pembatasan kemudian 3 bulan ke depan juga harus dilihat bagaimana nasib rakyat.
“Bagaimana orang yang nggak kerja, nasibnya seperti apa. Maka stimulus diperlukan di-asses lagi bagaimana dananya berapa.”
Rapat yang digelar secara virtual ini juga mengeluarkan emosi para anggota DPR. Para Anggota DPR seperti Misbakhun juga tak bisa menutupi kesedihannya.
“Saya sedih ini terjadi. Sehingga perlu banyak antisipasi agar masyarakat kita bisa terlindungi,” kata Misbakhun.
Beberapa anggota DPR Komisi XI sepakat mendukung langkah-langkah pemerintah dan BI secara pararel. Sehingga semua sektor memang perlu diselamatkan.