Jakarta, Aktual.co — Gedung Putih mengecam Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, karena komentar kampanyenya mengenai pemilih Arab-Israel setelah kemenangannya dalam pemilihan umum.
“Amerika Serikat sangat prihatin dengan retorika yang berusaha menyingkirkan warga Arab-Israel”, kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Josh Earnest kepada wartawan di dalam pesawat Air Force One, dikutip Xinhua, Kamis (19/3).
“Itu merusak nilai dan idealisme demokratis yang telah penting bagi demokrasi kami dan bagian penting dalam apa yang menyatukan Amerika Serikat dan Israel,” katanya menambahkan.
Di dalam rekaman video di laman Facebooknya pada Selasa (17/3), Netanyahu mengatakan kepada pendukungnya bahwa sangat banyak pemilih Arab akan memberi suara.
Satu-satunya cara “untuk menyelamatkan kekuasaan sayap-kanan” ialah pergi ke tempat pemungutan suara dan memperkecil jurang pemisah antara Partai Likudnya dan Uni Zionis, katanya.
Shelly Yachimovich, anggota parlemen dari Uni Zionis, mencela pernyataan Netanyahu sebagai rasis.
Earnest juga kembali menegaskan pengesahan AS atas penyelesaian dua-negara dalam konflik Israel-Palestina.
“Itu telah menjadi kebijakan Amerika Serikat dan akan terus menjadi pandangan Presiden bahwa penyelesaian dua-negara adalah cara terbaik untuk menangani ketegangan itu dan menangani ketidak-stabilan itu,” kata Earnest.
Sebelum pemungutan suara, Netanyahu memberitahu jejaring berita Israel pada Senin (16/3), “Saya kira setiap orang yang bergerak untuk mendirikan Negara Palestina dan mengosongkan wilayah, memberi wilayah buat serangan Islam radikal melawan Israel.” Ketika ditanya secara langsung apakah tak ada Negara Palestina yang akan didirikan di bawah kepemimpinannya, perdana menteri itu menjawab, “Tentu saja!” Pernyataan tersebut bertolak-belakang dengan pidatonya di Bar-Ilan pada 2009. Saat itu ia menyampaikan dukungannya bagi penyelesaian dua-negara guna mengakhiri konflik dengan Palestina.
“Dalam konteks pemilihan umum baru-baru ini, Perdana Menteri Netanyahu menunjukkan perubahan dalam posisinya,” kata Earnest. “Dan berdasarkan komentar itu, Amerika Serikat akan menilai pendekatan kami mengenai upaya memajukan situasi.” Partai sayap-kanan Likud, yang menguasai Israel, meraih 30 kursi di Parlemen dengan 120 anggota dan mengalahkan pemimpin oposisi Isaac Herzog dari Uni Zionis –yang hanya mengantungi 24 kursi.
Artikel ini ditulis oleh:

















