Jakarta, Aktual.co — Jakarta, Aktual.co — Direktur Centre For Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi meragukan proses seleksi yang dilakukan Kementerian Keuangan dalam menjaring Dirjen Bea Cukai. Alasannya, Uchok mempertanyakan kridibilitas pansel Kementerian Keuangan dalam menjaring calon.
“Kalau pansel diambil dari Kemenkeu ya hasilnya sudah pasti orang-orang mereka yang menang. Saat ini yang menentukan Dirjen adalah Pansel sehingga seharusnya benar-benar diisi oleh orang-orang independen,” ucap Uchok dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis (19/3).
Karena itu, seharusnya Menkeu Bambang Brobjonegoro melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi dan PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan) untuk meneliti laporan harta kekayaan calon Dirjen Bea Cukai yang ada. Bahkan, sambung dia, semua calon yang mendaftar harus berani menjelaskan darimana sumber kekayaannya kepada PPATK. Tak hanya itu, dalam hal ini pun KPK juga sudah menyatakan siap membantu dalam menjaring calon dirjen tersebut.
Menkeu Bambang, diharapkan tidak melakukan kesalahan yang sama dalam memilih jabatan setingkat eselon satu di kementeriannya. Seperti yang terjadi dalam proses seleksi lelang jabatan Dirjen Pajak baru-baru ini yang dianggap hanya sekedar pencitraan namun gagal menghadirkan sosok yang mampu mendorong pendapatan negara dari pajak tanpa menambah kesulitan baru terhadap masyarakat pada umumnya.
“Kami anggap pansel tersebut gagal. Jadi jangan sampai terulang lagi dalam pemilihan Dirjen Bea Cukai,” ucapnya lagi.
Untuk diketahui, memanasnya situasi pemilihan Dirjen Bea dan Cukai ini tak lepas berbagai persoalan yang menyelimuti Ditjen Bea Cukai selama kepemimpinan Agung Kuswandono. Salah satunya dipertahankannya selama bertahun-tahun posisi 10 jabatan setingkat eselon dua yang dijabat oleh pejabat berstatus Pelaksana Harian (Plh).
Artikel ini ditulis oleh:















