Jakarta, Aktual.com – Jumlah sampah warga DKI Jakarta yang diantar ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, menurun pada hari pertama Idul Fitri 1441 Hijriah, Ahad (24/5).

Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta yang diterima Antara pada Senin, pada hari pertama lebaran, sampah yang dikirim ke TPST Bantargebang sekitar 2.195 ton dengan 432 rit truk sampah.

Dibandingkan dengan H-1 Lebaran pada Sabtu (23/5), total sampah warga DKI Jakarta mencapai 6.995 ton dengan 1.299 rit truk sampah.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih mengatakan, berdasarkan pengalaman empiris pada tahun-tahun sebelumnya, tonase sampah menurun saat pra dan pascalebaran.

“Namun tahun ini terjadi sedikit perubahan pola karena ada larangan melakukan mudik sehingga warga di ibu kota relatif tidak berkurang,” kata Andono.

Jika dibandingkan data tahun 2019, pada saat H-1 Lebaran saat warga boleh mudik, tonase sampah mencapai 7.145 ton dengan 1.321 rit truk sampah. Kali ini sampah turun drastis pada hari H dengan tonase hanya 1.959 ton dengan 376 rit.

Andono memperkirakan sampah akan kembali normal pada H+3, Rabu (27/5) pada saat tukang-tukang gerobak RT/RW yang sempat libur merayakan Idul Fitri telah kembali bertugas. Saat itu akumulasi tumpukan sampah di tempat sampah masing-masing rumah warga mulai dikirim ke Tempat Penampungan Sementara (TPS).

Pihaknya sudah melakukan antisipasi kemungkinan peningkatan tonase tersebut. “Kita siap. Pola dan strategi operasi sudah kita antisipasi,” kata dia.

Selama libur Idul Fitri 1441 H, TPST Bantargebang tetap beroperasi 24 jam. Sebanyak 300 personel ditugaskan piket di tempat pengelolaan sampah tersebut.

“Per hari ini ‘dwelling time’ atau waktu rata-rata truk sampah mengantri, menimbang dan menurunkan sampah sampah di sana hanya 2 jam 15 menit. Ini salah satu indikator pengelolaan TPST Bantargebang tetap normal,” katanya.

Selain itu, sebelum Lebaran, para supir truk sampah juga diinstruksikan untuk mengosongkan Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) di seluruh wilayah Jakarta, kata Andono.

Pengosongan dilakukan agar TPS dapat menampung sampah dengan kapasitas maksimal pada saat libur hari H dan H+1 lebaran.

Selain itu agar kondisi lingkungan sekitar TPS tetap nyaman, tidak berbau menyengat, serta menghindari berkembangnya lalat dan vektor penyakit lainnya.

“Sampah jika lebih dari tiga hari berdiam di TPS sudah mulai membusuk dan membuat tidak nyaman lingkungan. Kita menghindari itu,” kata dia.

 

Antara

Artikel ini ditulis oleh:

As'ad Syamsul Abidin