“Dalam kondisi awal, aktivitas perekonomian yang terhambat sudah pasti terjadi jika masih menggunakan standar lama. Hal itu akan berubah jika seluruhnya dapat mengikuti standar baru, maka keadaan itu akan kembali disebut normal,” kata Ali di Pontianak, Senin.
Menurutnya, standar normal yang baru itu yang harus ditaati, agar setiap gerakan yang dilakukan bisa searah dan sejalan bersama.
“Kalau kata Presiden Jokowi itu berdamai dengan virus. Sebenarnya kita sudah banyak berdamai dengan berbagai penyakit, dan bukan hal yang aneh, dengan DBD dengan flu itu kan mirip-mirip saja. Jadi ekonomi akan terhambat jika kita masih menggunakan standar yang lama, di situlah timbul kecerdasan manusia,akan mencari cela akan ketemu cara yang nanti itu akan menjadi suatu yang normal,” tuturnya.
Menurutnya, di tengah pandemi COVID-19, kebijakan normal baru merupakan suatu hal yang tidak bisa dilawan. Sebab ia menilai hal itu akan terjadi pasca titik puncak kurva COVID-19 melanda sebuah wilayah.
“Tidak bisa kita meniadakannya karena sesuatu itu akan terjadi setelah COVID-19 ini maka kita akan menghadapi suasana yang berdampingan dengan virus itu sendiri. Karena virus itu tidak akan pernah bisa hilang sama sekali,” katanya.
Ali menyatakan, pemerintah dan masyarakat hanya bisa menyiasati agar terhindar dari sebaran virus ini. Meski demikian, tidak akan terhindar secara keseluruhan.
“Tapi kita bisa secara khusus kita bisa menghindari nya. sama seperti penyakit yang lain sprti flu dan segala macam,” kata Ali.
Dampak penerapan normal baru dalam aktivitas ekonomi, kata Ali manusia dipastikan mampu menyesuaikan diri dengan keadaan, serta cobaan yang diberikan oleh Tuhan.
“Kita mampu beradaptasi. Saya terkesan dengan bahwa peristiwa wabah seperti ini terulang, artinya memang takdirnya seperti itu. Pasti manusia bisa melewatinya,” katanya.
Kendati begitu, ia tak menampik bakal ada dampak negatif yang dirasakan oleh seluruh masyarakat. Ia mencontohkan seperti yang biasa cepat akan menjadi lambat. Begitu pula yang biasa mudah akan menjadi sulit.
“Tetapi bukan berarti ekonomi itu akan mandat di situ. Maka akan ada jalan, ada cara untuk nanti akan cepat lagi,” tutur Ali.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Warto'i