Jakarta, Aktual.co — Ditunjuknya sejumlah kader partai PDIP di perbankan pelat merah menuai tanggapan kritis dari kalangan pengamat. Penempatan kader-kader partai di bank BUMN tersebut akan dijadikan penyumbang logistik atau dana kepada Partai penguasa.

Pengamat politik Adnan Anwar berpendapat bahwa penempatan kader-kader partai di perusahaan BUMN merupakan formula bagi-bagi kekuasaan, padahal sebelumnya Presiden Jokowi pernah mengeluarkan pernyataan untuk tidak berbagi kursi jabatan.

“Akibat jatah menteri tidak terlalu banyak untuk partai pendukung, maka pemerintahan Jokowi menyasar kepada kedudukan di perusahaan BUMN. Maka dari itu yang jadi pertanyaannya ketika diisi sama orang partai, apakah bank-bank BUMN itu jadi lebih baik tau tidak ? Apalagi kedua bank tersebut termasuk kategori perusahaan terbaik,” kata Adnan kepada wartawan, Jakarta, Rabu (18/3).

Menurut dia, dengan adanya penempatan orang-orang partai di dalam perusahaan BUMN, disinyalir akan dijadikan ‘sapi perah’ oleh partai. “Artinya, kader partai yang masuk ke perusahaan BUMN cenderung mencari logistik untuk kebutuhan partai politik,” ujar dia.

Ia menambahkan, kondisi tersebut merupakan rahasia umum yang sudah diketahui oleh masyarakat. “Apalagi saat ini, seluruh partai harus berhadapan dengan jadwal pemilihan kepala daerah (Pilkada). Dengan adanya Pilkada, seluruh partai membutuhkan logistik yang kuat untuk memenangkan proses pilkada,” imbuhnya.

“Saya khawatir BUMN menjadi sapi perah. Selama ini praktek-praktek tersebut sering terjadi,” tutup dia.

Seperti diketahui, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah mengangkat Cahaya Dwi Rembulan Sinaga sebagai Komisaris Independent. Ia merupakan kader dari Partai PDIP, dimana pada Pemilu 2009 dirinya berhasil melaju sebagai anggota legislatif DPR dari Kalimantan Tengah.

Selain Bank Mandiri, PT BNI (Persero) Tbk juga telah mengangkat Pataniari Siahaan sebagai Komisaris. Pataniari sebelumnya sebagai anggota Fraksi PDIP DPR RI pada 2004-2009 dan 1999-2004. Dia juga sempat maju kembali menjadi caleg pada Pileg 2014, tetapi tidak lolos ke Senayan.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka