Jakarta, Aktual.co — Angka kemiskinan di Indonesia pada Maret 2014 sebesar 11,24 persen mengalami penurunan dari tahun 1999 yang sebesar 23,4 persen. Meski demikian, koefisien gini meningkat dari 0,30 pada tahun 2000 menjadi 0,41 pada 2013.
Hal tersebut menandakan bahwa ketimpangan sosial di Indonesia meningkat secara signifikan selama 12 tahun. Sebagian besar peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan konsumsi riil yang lebih cepat dari golongan kaya.
“Pertumbuhan yang tidak seimbang dari pendapatan rumah tangga di Indonesia juga ikut mempengaruhi. Gini koefisien ini ada dua hal, yaitu karena nasib dan usaha, ini yang harus didorong,” ujar tim asistensi Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Vivi Alatas di Jakarta, Rabu (18/3).
Lebih lanjut dikatakan dia, masalah kesenjangan sosial di Indonesia perlu diatasi dengan baik. Pasalnya, kesenjangan sosial dapat menimbulkan efek samping seperti penurunan pertumbuhan ekonomi, kerentangan konsumsi kalangan menengah, dan konflik. “Berdasarkan penelitian kami, daerah konflik berbanding lurus dengan indeks kesenjangan sosial,” kata dia.
Vivi juga mengatakan, salah satu hal yang dapat menekan kesenjangan sosial adalah kebijakan fiskal oleh pemerintah. “Saya optimis kesenjangan sosial ini bisa diselesaikan, dengan koordinasi yang baik dari berbagai pihak,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Gini Rasio atau Koefisien Gini adalah koefisien yang digunakan untuk melilhat kondisi ketimpangan distribusi pendapatan di suatu negara.
Artikel ini ditulis oleh:
















