Jakarta, Aktual.com – Di tengah situasi pandemi COVID-19 yang berlangsung saat ini, ketahanan pengungsi menjadi perhatian UNHCR Indonesia mengingat mereka mempunyai sejumlah keterbatasan atas statusnya, seperti tidak ada hak bekerja.
Badan PBB untuk urusan pengungsi tersebut menyebut para pengungsi terbatas dalam hal fasilitas kesehatan dan kebersihan, terlebih jika mereka tinggal di perkotaan dengan akomodasi ruang yang menyulitkan untuk isolasi mandiri.
“Pandemi ini secara signifikan memengaruhi ketahanan pengungsi dan kerentanan komunitas pengungsi di Indonesia… Kami sangat menghargai bahwa pengungsi mendapatkan akses penuh untuk fasilitas dan pelayanan kesehatan Indonesia tanpa diskriminasi,” kata kepala perwakilan UNHCR di Indonesia, Ann Maymann, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.
UNHCR Indonesia menyatakan pihaknya terus menjalin kerja sama dengan Pemerintah Indonesia serta mitra kerja “untuk memastikan tidak ada pengungsi yang tertinggal dalam respon terhadap pandemi ini.”
Dalam beberapa pekan terakhir, UNHCR Indonesia juga mendistribusikan masker dan cairan pembersih tangan untuk para pengungsi yang rentan sebagai salah satu upaya meningkatkan ketahanan mereka–dengan mengikuti protokol kesehatan.
Peralatan kebersihan dan kesehatan itu dikirimkan ke pusat belajar pengungsi UNHCR di Jakarta Selatan, yang berada di bawah pengelolaan Church World Service (CWS), serta 13 pusat belajar lainnya yang dikelola oleh komunitas pengungsi di wilayah Jakarta dan Bogor.
“Para pengungsi kemudian akan mengambil peralatan di tempat-tempat tersebut secara bergantian pada waktu yang dijadwalkan pada waktu yang dijadwalkan untuk menghindari timbulnya kerumunan,” tulis UNHCR Indonesia dalam keterangan yang sama.
Selain itu, dengan adanya pendanaan tambahan dari para donor, UNHCR Indonesia dapat memberikan dana tambahan bagi sekitar 1.000 pengungsi serta memperluas bantuan tunai untuk sekitar 5.000 pengungsi yang tinggal secara mandiri tanpa akses penghidupan.
“Sangat penting bagi UNHCR Indonesia dan mitra kami untuk memperoleh pendanaan berkelanjutan untuk mencarikan solusi bagi pengungsi, mengingat pandemi ini telah mengurangi kemungkinan diperolehnya solusi tradisional seperti penempatan di negara ketiga, yang sebelumnya pun sudah sangat terbatas,” kata Ann.(Antara)
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Warto'i