Jakarta, Aktual.com – Direktur Sistem Manajemen Investasi Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan Djoko Hendratto menyatakan pemerintah sedang menyiapkan digitalisasi dalam rangka mendorong Usaha Mikro Kecil Menengah agar mampu menembus pasar global.
“Kita menggunakan IT sebagai backbone untuk memberikan fasilitas sekaligus memperbaiki kelemahan dari UMKM selama ini,” katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Jumat.
Djoko merinci komposisi UMKM di Indonesia terdiri dari 63,5 juta berskala mikro, 783.132 berskala kecil, dan 60.702 berskala menengah, sementara 5.550 berskala besar.
Ia menyebutkan UMKM memiliki kontribusi sebesar 60,34 persen terhadap PDB nasional, 97 persen penyerapan tenaga kerja, 99 persen total lapangan pekerjaan, 14,17 persen total ekspor, serta 58,18 persen total investasi.
Di sisi lain, menurutnya selama ini UMKM belum didukung dengan iklim usaha yang baik karena ICOR Indonesia pada 2016 sampai 2018 masih tinggi yaitu 6,3.
Tak hanya itu, Djoko menuturkan sebanyak 52,5 persen UMKM bersifat informal dan hanya 6,3 persen dari total UMKM yang mampu masuk global value chain dibanding rata-rata Asia Tenggara yakni 22 persen.
“Di sana banyak yang sifatnya informal hampir 50 persen sehingga dengan kita melakukan digitalisasi maka informal mulai kita catat, kita registrasi, dan kita kenali,” ujarnya.
Djoko mengatakan pemerintah dapat memiliki database UMKM yang lebih besar dan akurat melalui digitalisasi sehingga yang bersifat informal dapat didorong menjadi formal dan mampu menembus pasar global.
“Mudah-mudahan kita mampu meningkatkan dan mengenali pemenuhan kebutuhan UMKM khususnya bagaimana kita mendorong agar UMKM menjadi bagian dari supply chain perdagangan dunia,” katanya.
Lebih lanjut, Djoko mengatakan pemerintah tidak hanya menyiapkan sistem digitalisasi melainkan juga kualitas UMKM baik dari sisi SDM, ekosistem, maupun infrastruktur.
“Di samping desain program ini (digitalisasi), kami juga desain bagaimana kualitas UMKM. Itu yang kami harapkan dan targetkan,” tegasnya.(Antara)