Kepala BPS Suhariyanto (kanan) bersama Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti (kiri) memaparkan perkembangan ekspor-impor periode Oktober di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (15/11/2017). Neraca perdagangan pada Oktober 2017 tercatat surplus US$ 900 juta, dengan raihan ekspor US$ 15,09 miliar dan impor US$ 14,19 miliar. Secara akumulasi Januari-Oktober 2017, juga tercatat surplus US$ 11,78 miliar. Ekspor US$ 138,46 miliar dan impor US$ 126,68 miliar. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi pada Juni 2020 mencapai sebesar 0,18 persen, yang dipicu kenaikan harga daging ayam ras dan telur ayam ras.

“Terjadi kenaikan inflasi, meski tipis,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (1/7).

Pemicu tingginya inflasi adalah kenaikan harga daging ayam ras 0,14 persen diikuti telur ayam ras 0,04 persen, tarif angkutan udara 0,02 persen, serta tarif angkutan antarkota dan tarif roda dua online masing-masing 0,01 persen.

Suhariyanto mengatakan kelompok kesehatan tercatat mengalami inflasi 0,13 persen pada Juni 2020 dengan inflasi tahun kalender sebesar 1,61 persen dan secara tahunan 4,16 persen.

Namun, andilnya tidak begitu besar dan tidak signifikan untuk mempengaruhi laju inflasi nasional, sama seperti kelompok rekreasi, olahraga dan budaya yang juga mengalami inflasi 0,13 persen dalam periode ini.

Ia menambahkan penyebab terjadinya inflasi pada Juni 2020 masih dominan disumbangkan oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi 0,47 persen serta kelompok transportasi 0,41 persen.

Dengan perkembangan tersebut, maka laju inflasi tahun kalender Januari-Juni 2020 tercatat sebesar 1,09 persen, dan secara tahunan sebesar 1,96 persen.