Sejatinya politik tidak selalu berkutat dalam kerangka perebutan kuasa saja, ada hal yang lebih penting daripada hal kekuasaan, yaitu menyerap aspirasi masyarakat sebagai basis legitimasi pencalonan Pilkada.
Pemilihan pasangan calon dalam kontes pilkada hendaknya kita dasari atas prinsip kehendak dan kepentingan masyarakat, para elite politik tidak baik dengan kuasanya menentukan calon tanpa ada proses “hearing” Ke akar rumput, terkadang keinginan masyarakat dapat berbeda dengan keinginan elite. Pemimpin yang baik adalah yang mau mendengar suara akar rumput.
Kelompok-kelompok, golongan dan partai-partai politik hendaknya mengutamakan kepentingan masyarakat sebagai porsi pertimbangan utama dalam memilih calon pasangan, apakah masyarakat menghendaki seorang pemimpin yang berpengalaman?, Menhendaki pemimpin yang dapat memberikan pembaharuan?, tidak zaman lagi keputusan politik ditentukan hanya oleh segelintir orang dan mengabaikan kepentingan masyarakat umum. Ingat masyarakat bukan alat tapi sebagai tujuan dan pemegang kedaulatan penuh dalam proses politik.
Khususnya Pilkada Bangka Barat, saya sebagai elemen masyarakat menyerukan kepada para “stakeholder” Pimpinan-pimpinan, tokoh masyarakat untuk mengutamakan kepentingan masyarakat jauh lebih besar berbanding lobi-lobi terbatas dan ekslusif, keluar daripada koptasi sempit yang mengabaikan masyarakat itu sendiri. Ingat bahwa proses ini adalah pada akhirnya bagaimana menjadi sarana mewujudkan kesejahteraan rakyat, mewujudkan bangka barat yang modern dan maju!, bukan hanya politik praktis dan pragmatis!
Mari bersatu seluruh elemen kabupaten bangka barat, lepaskan semua kepentingan sempit dan golongan, mulai mengutamakan kepentingan masyarakat yang lebih luas, Jadikan proses demokrasi ini sebagai start awal bangka barat yang ber marwah!.
Senin, 13 Juli 2020
By: Areng Permana
FORUM INTELEKTUAL BANGKA BELITUNG
merangkap #walikopi