Kendari, Aktual.com – Banjir di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara akibat intensitas hujan yang tinggi sejak sepekan lebih mengakibatkan volume air semakin tinggi hingga mencapai atap rumah warga.

Ribuan kepala keluarga (KK) di daerah tersebut terpaksa mengungsi ke balai desa, pinggir jalan, rumah keluarga, dan gedung SMP karena rumah mereka terendam banjir.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Konawe Herianto Pagala di Konawe, Sabtu (18/7) malam, mengatakan  berdasarkan data sementara, warga terdampak banjir yang paling parah, yakni di Desa Laloika, Ambulanu, Wonua Monapa di Kecamatan Pondidaha serta Desa Waworaha, Kecamatan Lambuya.

Selain itu, banjir mengakibatkan dua desa terisolasi, yakni Desa Aleuti, Kecamatan Padangguni 23 KK dan Desa Lalomerui, Kecamatan Routa 92 KK.

Warga terdampak banjir di daerah itu, hingga 18 Juli 2020 tercatat 2.719 KK atau 8.314 jiwa.

“Hari ini desa yang terdampak menjadi 49 desa dan 16 kecamatan. Akibat banjir ini sebanyak 2.719 KK, 8.314 jiwa terdampak, 1.154 KK di antaranya mengungsi karena rumah mereka terendam air,” kata dia.

Sebanyak 16 kecamatan tersebut, Pondidaha, Wonggeduku, Lambuya, Tongauna Utara, Abuki, Bondoala, Puriala, Tongauna, Padangguni, Anggaberi, Roauta, Anggotoa, Kapoiala, Sampara, Amonggedo, dan Wawotobi.

Banjir di Kabupaten Konawe juga merendam rumah ibadah, seperti masjid, dan tanaman padi, cokelat, serta hortikultura yang luasnya puluhan hektare, seperti di Desa Sulemandara, Ambulaanu, Dawi-dawi, Langgonawe, Bendewutu, dan Puusangi.

Pihak Puskesmas Pondidaha terus memeriksa kesehatan para pengungsi dengan mengunjungi langsung para korban banjir untuk memberikan pelayanan kesehatan.

“Kita upayakan para pengungsi saudara-saudara kita, kondisi kesehatan mereka tetap baik meskipun berada di tempat pengungsian,” kata Kepala Puskesmas Pondidaha Esti Saranani usai pemeriksaan kesehatan warga terdampak banjir di Desa Ambuulanu, Kecamatan Pondidaha. (Antara)

Artikel ini ditulis oleh:

As'ad Syamsul Abidin