Jakarta, Aktual.com – Konflik antara Palestina dan Israel masih terus terjadi. Aneksasi (pencaplokan) wilayah yang dilakukan Israel ke wilayah Tepi Barat, mengundang banyak komentar dari pemimpin negara.
Berbeda dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mendukung aksi Israel, Presiden China Xi Jinping sepertinya berada di posisi Palestina. Pekan ini, sebagaimana diberitakan Xinhua Selasa (21/7), Xi menelepon Presiden Palestina Mahmod Abbas untuk memberi dukungan agar perdamaian terjadi dengan solusi yang seobjektif mungkin.
“China dan Palestina adalah saudara yang baik, teman baik, dan mitra yang baik,” tulis media itu mengutip Xi.
“Kedua belah pihak selalu saling percaya dan mendukung satu sama lain dalam masalah yang menyangkut kepentingan inti dan keprihatinan masing-masing.”
Xi mengaku mendukung tuntutan keadilan bagi Palestina. Termasuk upaya kondusif untuk menyelesaikan masalah dengan Israel. Di sisi lain, Abbas menghargai upaya China untuk menegakkan keadilan dalam masalah Palestina dan menjaga hak-hak dan kepentingan sah rakyat Palestina.
Ia, ditulis Xinhua, menilai China sebagai teman yang paling dapat diandalkan rakyat Palestina.
Ia menambahkan bahwa negaranya mengharapkan China dapat memainkan peran yang lebih penting dalam mempromosikan penyelesaian yang adil dari masalah Palestina.
Pada awal Juli, China juga memberikan komentar diplomatik resmi yang menolak aneksasi (pencaplokan) wilayah Tepi Barat Palestina oleh Israel. Ini berbeda dengan AS yang mendukung Israel.
Hal senada juga diperkuat dengan oleh Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun saat berbicara soal aneksasi Israel Rabu (22/7). Dikutip dari Haaretz, ia berujar China sangat prihatin dengan pencaplokan sebagian wilayah Palestina yang diduduki Israel.
“Rencana itu, jika dilaksanakan, serius melanggar hukum internasional dan resolusi PBB yang relevan. Dan, menganggu solusi kedua negara,” katanya.
“Kam mendesak pihak terkait untuk menahan diri dari tindakan sepihak … posisi kami tegas tidak ada negara yang seharusnya mendukung tindakan sepihak.”
Sementara itu sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyerahkan sepenuhnya keinginan aneksasi itu ke Israel. Lampu hijau itu diberikan AS di tengah kritik luas yang diberikan global pada negara Yahudi tersebut.
Hal senada juga diutarakan Trump. Ia bahkan membuat peta baru Palestina di awal 2020 dan menyetujui Yerussalem sebagai ibu kota Israel.
Militer akan diberikan wewenang pada Israel. Pengakuan wilayah Palestina, dalam proposal Trump, akan dikaji dalam waktu empat tahun.
Konflik antara Israel dan Palestina dimulai sejak 1948. Dari saat itu hingga kini, kedua negara tersebut kerap berkonflik dan tak jarang saling serang senjata satu sama lain. (CNBC Indonesia)
Artikel ini ditulis oleh:
As'ad Syamsul Abidin