Jakarta, Aktual.co — Pemerintah mengatakan depresiasi Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) dapat mendorong ekspor menjadi lebih baik. Namun, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia pada Februari 2015 justru menurun 7,99 persen dibandingkan bulan lalu, yaitu dari USD13,36 miliar menjadi USD12,29 juta.

Bila dibandingkan periode yang sama tahun 2015, ekspor Indonesia juga mengalami penurunan sebesar 16,02 persen. Penurunan ekspor tersebut disebabkan oleh menurunnya ekspor nonmigas dan migas, masing-masing sebesar 7,83 persen dan 8,82 persen.

“Pengaruh Rupiah tidak serta-merta membuat ekspor meningkat, dari 98 komoditi ekspor hanya ada 25 komoditi yang merespon, sisanya stagnan bahkan menurun,” ujar kepala BPS, Suryamin di kantor BPS Jakarta, Senin (16/3).

Lebih lanjut dikatakan Suryamin, beberapa komoditi yang merespon positif terhadap depresiasi Rupiah diantaranya kendaraandan bagian-bagiannya yang meningkat hampir 7 persen. Selanjutnya yaitu besi dan baja, nikel, kapas, perangkat optik, dan berbagai barang dari logam dasar.

“Sedangkan untuk perabot rumah tangga dan furniture tidak signifikan, minyak dan lemak nabati justru tidak mengalami peningkatan dengan depresiasi Rupiah, mesin dan peralatan listrik justru menurun,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka