Jakarta, Aktual.com – Menkopolhukam Mahfud MD meyakini Indonesia akan memasuki periode resesi ekonomi di kuartal III-2020. Namun Menko Perekonomian Airlangga Hartarto justru justru melihat ada tanda-tanda ekonomi Indonesia akan pulih.

Airlangga meyakini kondisi ekonomi RI kian membaik jika dilihat dari indikator berbagai indeks, seperti pasar modal dan nilai tukar rupiah.

“Kalau kita lihat dalam situasi seperti ini, kita melihat bahwa stock market kita (IHSG) dari yang terendah bulan April 3.000an, indeks rupiah di atas Rp 16.000. Nah sekarang semuanya sudah terlihat dalam jalur yang lebih trending positif,” ujarnya dalam acara Kampanye Penggunaan Masker di Kawasan Stadion Utama GBK Senayan, Jakarta, Minggu (30/8).

Selain itu Airlangga juga meyakini industri tanah air akan mengalami pemulihan. Hal itu tercermin dalam Purchasing Managers Index (PMI) yang kian membaik. Selain itu neraca perdagangan RI terakhir kembali surplus.

“Periode ketiga dan keempat sudah mulai ada pembalikan ke arah positif, di mana PMI misalnya sudah naik rata-rata dunia 50 dan Indonesia sekitar 46,9. Kemudian juga kita lihat perdagangan kita surplus di atas US$ 3 miliar dan total year to date sekitar US$ 8 miliar, tentu ini menambah cadangan negara,” tambahnya.

Hal itu menurutnya juga memberikan dampak positif ke dunia perbankan Indonesia. Hal itu pun tercermin dari kenaikan saham-saham perbankan di pasar modal.

“Di sektor keuangan kita melihat sektor perbankan ini, terutama mereka yang melantai di bursa ini masih positif. Titik terendah kita itu dari segi kesehatan, dari segi perekonomian itu tanggal 1 April, kalau itu kita gunakan sebagai pasar modal khusus di beberapa sektor itu sudah termasuk perbankan reaksi antara 20% sampai 30% kenaikan. Lalu dari segi penggunaan penjual Kendaraan bermotor juga yang sempat turun -80% sudah sekarang sudah sekitar -40. Jadi year to datenya nanti akan lebih baik,” terangnya.

Menurutnya momentum positif itu bisa terus berlanjut asalkan kondisi utama yang menjadi penyebab gejolak ekonomi terus ditekan, yakni pandemi COVID-19.

“Jadi tentu pemerintah berharap bahwa proses ini bisa terus dijaga, tetapi syaratnya satu bahwa sektor kesehatan itu mampu kita rem dan kalau vaksinnya masih dalam penelitian maka memakai masker adalah kunci utama dan terutama,” tutupnya.

Sebelumnya Mahfud MD menyebut Indonesia akan dilanda resesi ekonomi bulan depan. Kendati demikian, resesi itu tidak akan membuat Indonesia mengalami krisis ekonomi.

Mahfud mengatakan, imbauan Pemerintah untuk hidup normal kembali dengan menyadari COVID-19 kurang efektif karena saat ini masih banyak masyarakat yang tidak mengenakan masker, berkerumun seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Padahal virus Corona ini sangat nyata sebagai musuh atau dapat membahayakan kehidupan sehari-hari.

“Sementara kehidupan ekonomi turun terus. Bulan depan hampir dapat dipastikan 99,9 persen akan terjadi resesi ekonomi di Indonesia,” katanya saat memberikan sambutan dalam acara temu seniman dan budayawan Yogya di Warung Bu Ageng, Jalan Tirtodipuran, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Sabtu (29/8/2020).

Namun, dia meminta agar masyarakat tidak perlu khawatir. Mengingat resesi bukanlah krisis ekonomi. (Detik)

Artikel ini ditulis oleh:

As'ad Syamsul Abidin