Jakarta, Aktual.co — Ketua DPD PDI Perjuangan Nusa Tenggara Timur periode 2010-2015 Frans Lebu Raya yang juga Gubernur NTT, kembali terpilih secara aklamasi periode 2015-2020 dalam konfrensi daerah (Konferda).
“Konferda yang dilakukan selama tiga hari dilakukan di tiga DPC berbeda seperti di DPC Ngada untuk wilayah Flores, DPC Sumba Barat Daya untuk DPC di wilayah Pulau Sumba dan DPC Kota Kupang untuk DPC-DPC di Pulau Timor,” kata Sekretaris DPD PDIP NTT Nelson Obet Matara di Kupang, Sabtu (14/3).
Dalam kegiatan itu, akhirnya disepakati untuk menempatkan dua kader partai yang diusulkan mendampingi Frans Lebu Raya saat pencalonan yaitu Nelson Matara dan Lily Adoe.
Dari tiga calon ketua yang mencuat yakni, Lebu Raya, Nelson Matara dan Lili Adoe akhirnya menyepakati agar Lebu Raya yang saat ini menjabat kembali sebagai ketua hingga lima tahun ke depan.
“Karena calonnya tiga orang maka, disepakati Lebu Raya sebagai ketua, Nelson kembali menjadi sekretaris dan Lili Adoe menjadi bendaharanya.”
Wakil Ketua DPRD NTT itu mengatakan, tahun 2015 merupakan tahun konsolidasi bagi PDIP yang mengedepankan musyawarah mufakat dan bersifat bottom-up yang dimulai dari anak ranting, PAC sampai ke DPD.
“Jadi proses musyawarah di PAC sudah selesai, dilanjutkan dengan konferensi Daerah (Konferda) DPD PDIP NTT,” katanya.
Ketua DPD PDIP NTT terpilih Frans Lebu Raya mengatakan, proses rekrutmen calon ketua jauh sebelumnya. Dia menyebut, DPP memutuskan tiga nama, kemudian ketiganya musyawarah. Tidak ada voting dan tidak membangun konflik dalam kader.
Masih menurut dia, sebelum Konferda, pihaknya telah menggelar Konfercab yang dilaksanakan di tiga wilayah. Ketiga untuk Alor, Sabu Raijua, Rote Ndao dan Timor bertempat di Kota Kupang.
Bahkan Konfercab di Kota Kupang dihadiri lebih dari 500 kader. “Banyak yang tanya saya, kenapa tidak dibuat di masing-masing daerah tapi dibagi per wilayah. Saya bilang, ini untuk membangun kebersamaan pengurus dan kader partai. Dan semua berjalan dengan lancar,” kata dia.
Namun dari semua pengurus DPC yang dilakukan pemilihan, hanya DPC Kabupaten Lembata yang mengalami deadlock sehingga harus diserahkan kepada DPP untuk diputuskan. “Lembata satu-satunya yang deadlock sehingga diserahkan ke DPP dan ditunggu keputusan DPP,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu