Jakarta, Aktual.co — Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan pelemahan rupiah merupakan momentum memacu ekspor, terutama furnitur dan “handicraft”.
“(Pelemahan rupiah) setiap momentum harus dimanfaatin, ada peluang-peluang dan salah satunya adalah meubel dan handicraft,” kata Rachmat Gobel, di Jakarta, Sabtu (14/3).
Dia juga mengungkapkan, bahwa presiden telah melakukan diskusi dengan para pengusaha untuk memanfaatkan momentum ini.
Rachmat juga menegaskan, bahwa pelemahan rupiah ini hanya terjadi pada dolar AS saja.
“Rupiah ini (melemah) cuma pada dolar AS, terhadap yen Jepang, Euro Eropa menguat dan yang lainnya menguat,” ungkapnya.
Rachmat mengatakan, pasar meubel dan “handicraft” Indonesia paling besar ke Tiongkok, dan di AS sendiri cukup besar juga.
“Dan ini yang harus dimanfaatin momen ini,” katanya.
Ketua Umum Asmindo M Taufik Gani mengatakan dalam penyelenggaraan IFFINA 2015 ini diikuti oleh 500 peserta, diharapkan hadir 5.000 pembeli dari 100 negara.
“Target transaksi berjalan selama pameran diharapkan bisa mencapai 600 juta dolar AS atau naik dari target 2014 senilai 400 juta dolar dan realisasinya mencapai 500 dolar lebih,” kata Taufik.
Dia mengatakan mebel Indonesia disenangi pembeli luar negeri karena harganya relatif murah dan juga kualitas konstruksi, model, kenyamanan dan unik.
Taufik memprediksikan ada trend meningkatnya permintaan terhadap mebel rotan alam saat ini.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby

















